Pasar Minyak Dunia Mulai Membaik

- Jumat, 15 Mei 2020 | 23:49 WIB

PARIS- Produsen minyak dunia akhirnya mendapatkan kabar baik. International Energy Agency (IEA) melaporkan bahwa krisis harga minyak pada April lalu tak akan terulang. Menurut mereka, keadaan bisa kembali seperti semula asal Covid-19 tak berulah lagi.

Lembaga pengawas industri minyak internasional itu menyebutkan dua faktor yang memulihkan kondisi pasar. Yang pertama adalah negara-negara yang sudah melonggarkan kebijakan karantina mereka. Bisnis yang mulai berjalan di wilayah Eropa, Asia Timur, dan sebagian AS kembali mendongkrak konsumsi minyak global.

Dalam laporan terbarunya, permintaan minyak global bakal turun 8,6 juta barel per hari (bph). Angka tersebut lebih baik daripada prediksi pada April. Yakni, penurunan hingga 9,3 juta bph. ’’Kami memperkirakan jumlah orang yang diperintahkan tetap di rumah akan berkurang menjadi 2,8 miliar jiwa pada akhir Mei. Pada puncaknya, sekitar 4 miliar jiwa,’’ tulis IEA seperti yang dilansir Agence France-Presse.

Faktor kedua ialah produsen sepakat mengurangi produksi mereka. Banyak pakar yang mengatakan bahwa jatuhnya harga minyak pada April merupakan perpaduan dampak pandemi dengan perang harga minyak. Saat itu Arab Saudi berselisih dengan Rusia soal kesepakatan produksi dan mulai membanjiri pasar dengan tambahan produksi.

Pada akhirnya, kapasitas penyimpanan minyak di dunia kewalahan menampung minyak tersebut. Industri AS paling menderita dengan harga minyak West Texas Intermediate mencapai minus 40 dolar (Rp 596 ribu) per barel. 

’’Kubu penyuplai sudah belajar apa akibatnya bermain harga minyak. Sekarang, kita melihat pemangkasan produksi besar-besar bahkan dari negara di luar OPEC,’’ jelas lembaga yang berbasis di Paris itu.

Arab Saudi berencana menurunkan produksinya pada Juni sebesar 4,4 juta bph jika dibandingkan dengan produksi April. Sementara itu, AS bakal memotong pasokan sebesar 2,8 juta bph dibandingkan pasokan akhir 2019. Jika semua pihak mematuhi kesepakatan, suplai minyak dunia bisa turun mencapai hanya 88 juta bph.

Meski begitu, IEA menegaskan bahwa keadaan itu bisa berubah seketika. Pemulihan harga bisa terhambat jika wabah Covid-19 di negara yang melonggarkan kebijakan karantina kembali mencuat. Sebab, pemerintah pasti terpaksa menerapkan penutupan kembali kegiatan bisnis.

’’Kita juga tidak tahu apakah produsen minyak yang sudah sepakat bakal mempertahankan kepatuhan mereka. Jika tidak, konsekuensinya bisa berbahaya,’’ ucapnya. (bil/c20/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X