SANGATTA–Sejumlah masyarakat mengeluhkan pembayaran tagihan listrik pada April mengalami kenaikan signifikan. Tidak tanggung-tanggung, hasil telusuran Kaltim Post, beberapa warga mengakui tagihan membengkak hingga tiga kali lipat.
Seperti yang dijelaskan Wilhelmus WD. Dia mengaku telah membayar listrik hingga mencapai Rp 900 ribu. Padahal, biasanya hanya berkisar Rp 300 ribu per bulan. "Masa tiba-tiba melonjak tinggi, padahal pemakaian listrik normal seperti biasanya," ungkap dia saat diwawancarai, Senin (11/5).
Merasa dirugikan, dia mencoba menyampaikan hal itu dengan menemui pimpinan PLN Kutim secara langsung. Pasalnya, hal ini dianggap merugikan banyak pihak, terlebih bagi masyarakat berpendapatan rendah. "Kami tetap bayar dulu. Baru tanya kejelasannya pada pimpinannya. Ini merugikan masyarakat banyak," tandasnya.
Keluhan sama dilontarkan sejumlah warga lain. Kata salah satu warga Sangatta Utara yang enggan disebut namanya itu menyebut kenaikan harga sangat tidak wajar. Terlebih, kondisi saat ini sangat minim pemasukan. "Mau protes ya percuma, toh tetap harus dibayar. Padahal, pendapatan selama Covid-19 ini menurun, tapi listrik malah naik," keluh perempuan berhijab itu.
Menanggapi hal tersebut, Manajer PLN ULP Sangatta Rizky Maulidy menyampaikan, pihaknya hanya menjalankan instruksi pusat. Dia mengungkapkan penyebab utama melonjaknya tagihan listrik pelanggan pada April 2020, karena mengandalkan pencatatan rata-rata tiga bulan terakhir.
"Maret itu kan Covid-19 mulai merebak di sini. Akhirnya saya mendapat instruksi pusat, melalui PLN Balikpapan, supaya melakukan pencatatan rata-rata," tuturnya. Dia mengakui, pada April ini banyak masyarakat yang menyambanginya untuk meminta penjelasan perihal kenaikan harga.
"Kami dikomplain terus sama orang. Tapi, kami berupaya menjelaskan apa yang terjadi," pungkasnya. (*/la/dns/k8)