Meraup Untung dari Parsel

- Rabu, 13 Mei 2020 | 12:37 WIB
Sama seperti tahun sebelumnya, usaha pembuatan parsel mendapat berkah jelang Idulfitri tahun ini. Penyebaran virus corona dan melemahnya daya beli masyarakat ternyata tak mampu membendung permintaan. Justru masyarakat memanfaatkan parsel sebagai alat untuk menyambung silaturahmi dengan kerabat dan keluarga.
Sama seperti tahun sebelumnya, usaha pembuatan parsel mendapat berkah jelang Idulfitri tahun ini. Penyebaran virus corona dan melemahnya daya beli masyarakat ternyata tak mampu membendung permintaan. Justru masyarakat memanfaatkan parsel sebagai alat untuk menyambung silaturahmi dengan kerabat dan keluarga.

SAMARINDA – Sama seperti tahun sebelumnya, usaha pembuatan parsel mendapat berkah jelang Idulfitri tahun ini. Penyebaran virus corona dan melemahnya daya beli masyarakat ternyata tak mampu membendung permintaan. Justru masyarakat memanfaatkan parsel sebagai alat untuk menyambung silaturahmi dengan kerabat dan keluarga.

Salah satu pemilik usaha pembuatan parsel Lebaran Rusitah Dwi Purniawati menuturkan, permintaan order tahun ini justru meningkat sekitar 30 persen jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan orderan ini tentu berpengaruh pada omzet. Tahun lalu, pihaknya memperoleh keuntungan sebesar Rp 16 juta, saat ini laba yang diperoleh berkisar di angka Rp 24 juta.

“Awalnya sempat ragu karena pada awal Ramadan orderan belum ada yang masuk. Namun, pada pertengahan meningkat signifikan. Kami prediksi ada pesanan sebanyak 140 bingkisan pada Ramadan tahun ini. Naik dari tahun lalu yang hanya 100 bingkisan," ucapnya, Selasa (12/5).

Baru-baru ini pihaknya telah mengantar 40 bingkisan dan selanjutnya yang sedang disiapkan sebanyak 69 parsel. Biasanya pada 1-9 Ramadan orderan yang masuk untuk parsel snack yang dijual dengan harga Rp 200 ribu. Sementara tahun ini yang naik adalah parsel kebutuhan pokok yang dijual berkisar Rp 185 ribu dan untuk pecah belah biasanya berkisar di angka Rp 1 – 1,9 juta.

"Jadi pernah ada customer yang pesan parsel peralatan memasak, namun barang yang diminta pun disesuaikan mereknya. Jadi kemarin setelah menjadi parsel terjual dengan harga Rp 1,5 juta. Kami sendiri merasa tidak enak, takut kemahalan namun menurut customer harga kami masih di bawah dari lainnya," jelasnya.

Menurutnya, salah satu alasan permintaan naik adalah pembatasan mobilitas warga untuk saling berkunjung dan silaturahmi. Ini membuat banyak beralih dengan saling mengirim parsel. Biasanya, menjelang akhir Ramadan orderan parsel pecah belah meningkat seperti tahun lalu. "Maka dari itu saat ini saya buat orderan parsel pecah belah di akhir Ramadan," ungkapnya

Biasanya untuk customer yang melakukan pemesanan dengan jumlah banyak, ia memberlakukan pembayaran DP atau uang muka sebesar 50 persen. "Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi risiko tertipu. Sebab pemesan datang dari berbagai daerah, seperti Bontang dan Muara Badak. Namun kami memilih dalam melayani karena takut barang yang sudah ready tak bisa diantarkan," terangnya.

Ia berharap masa pandemi ini segera usai, karena pembatasan pergerakan sangat berpengaruh pada usaha lain yang digelutinya. Yakni katering makanan. Walaupun secara bisnis parsel masih mengalami peningkatan, namun banyak sekali yang terdampak akibat pandemi ini. "Semoga saja pandemi ini segera berlalu dan kondisi kembali normal," tutupnya. (*/ain/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X