Kemenpora-PBSI Cueki Taufik

- Rabu, 13 Mei 2020 | 10:25 WIB
Taufik Hidayat
Taufik Hidayat

JAKARTA – Taufik Hidayat membuat banyak pernyataan ’’seru’’ saat tampil di kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Minggu (10/5). Mulai menuduh separo Kemenpora diisi koruptor hingga dugaan kepada PP PBSI bahwa dia diasingkan karena berbeda pandangan politik. Namun, Kemenpora dan PBSI kompak tidak mau menanggapi hujatan peraih emas Olimpiade Athena 2004 tersebut.

Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto menyatakan, pihaknya tidak ingin berpolemik terkait dengan pernyataan Taufik. ’’Kami yang tahu kondisi internal dan tahu siapa the real dia (Taufik, Red). Ini bulan puasa,’’ katanya singkat saat dimintai konfirmasi Jawa Pos kemarin (12/5).

Taufik cukup keras mengomentari Kemenpora. Dia menuturkan bahwa olahraga Indonesia tidak akan maju siapa pun menteri yang menjabat. Sebab, korupsi di Kemenpora disebutnya sudah mengakar. ’’Itu harus setengah (penghuni, Red) gedung dibongkar. Tikusnya banyak, banyak banget,’’ ujar Taufik ketika itu.

Taufik pernah menjabat wakil kepala Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas) pada periode 2016–2017. Pengalaman tersebut membuka matanya pada hal yang dianggapnya tidak benar. Pria kelahiran Bandung, 10 Agustus 1981, itu mencontohkan akomodasi bagi atlet pelatnas. ’’Misalnya, 500 atlet pelatnas disewakan hotel. Harga sewa per kamar Rp 500 ribu. Kalau masukin banyak orang, kan kita suka dapat diskon. Itu dikalikan sebulan berapa coba,’’ ungkapnya.

Masalah lain yang membuatnya gemas adalah birokrasi berbelit. Akibatnya, atlet sulit mendapatkan fasilitas terbaik untuk berlatih. Padahal, olahraga tidak bisa ditunda. Kapan pun ada agenda turnamen harus siap. ’’Tapi, bujetnya susah. Dananya ada, tapi prosesnya lama. Begitu duit sampai (di atlet), nilainya sudah beda (dikorupsi, Red),’’ jelasnya.

Menurut Taufik, penyebabnya adalah olahraga di Indonesia tidak pernah menjadi prioritas. Akibatnya, Menpora yang ditunjuk juga bukan orang yang benar-benar memahami olahraga.

Bukan hanya Kemenpora, PBSI juga tidak luput dari komentar pedasnya. Bapak dua anak itu menyebut organisasi PBSI kusut di dalam. Mantan pemain yang terkenal dengan backhand smash tersebut menuding banyak orang di jajaran pengurus yang tidak mengerti badminton. Sebelumnya, Taufik menjadi staf ahli binpres PBSI periode 2016–2020. Namun, saat ini dia tidak menjabat lagi. ’’Di dalam banyak orang yang takut gue berada di situ. Makanya, gimana caranya gue dimatiin,’’ ucapnya.

Sekjen PBSI Achmad Budiharto tidak ingin terlalu menanggapi tuduhan tersebut. Disinggung tentang ada tidaknya kemungkinan menuntut Taufik, dia menyerahkan kepada Wiranto selaku ketua umum. ’’Nanti beliau yang mencermati apa yang harus dilakukan. Ini kan yang bisa jawab pimpinan. Prinsipnya, kami tidak ingin ribut yang tidak perlu lah,’’ kata Budi. (raf/c14/na)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB

Dansa Kaltim Berharap Tryout ke Luar Negeri

Selasa, 16 April 2024 | 10:30 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 17:34 WIB

Gia Sedih Bakal Lawan Megawati

Senin, 15 April 2024 | 16:30 WIB

Bukti Gaharnya Performa Aprilia

Senin, 15 April 2024 | 14:45 WIB

Aldila Debut Ganda di Stuttgart

Senin, 15 April 2024 | 13:50 WIB
X