Arrivederci, Ferrari!

- Rabu, 13 Mei 2020 | 10:20 WIB
Sebastian Vettel
Sebastian Vettel

MARANELLO – Ketika Sebastian Vettel direkrut Ferrari menggantikan Fernando Alonso pada akhir 2014, dirinya punya mimpi yang simpel. Mengejar rekor gelar juara dunia idolanya, Michael Schumacher. Itu tidak sulit. Hanya kurang tiga. Sebelumnya, dia mengantongi empat gelar bersama Red Bull.

Sayang, waktunya di Maranello, markas Kuda Jingkrak, banyak dihabiskan untuk frustrasi. Benar, dia mengumpulkan 14 kemenangan seri. Namun, gelar juara tak kunjung didapat. Seiring waktu, Vettel dan Ferrari sama-sama kehilangan ambisi. Mereka semakin tertinggal dalam dunia yang dikuasai Mercedes. Hingga akhirnya, keduanya harus mengucap arrivederci. Selamat tinggal.

’’Kerja samaku dengan Scuderia Ferrari akan selesai akhir 2020 ini,’’ kata Vettel dalam pernyataan resmi di laman resmi Formula1. ’’Untuk mendapatkan hasil terbaik dalam olahraga ini, sangat penting bagi semua pihak untuk bekerja dalam harmoni yang sempurna. Tim dan aku sama-sama menyadari bahwa kami tidak punya hasrat yang sama lagi,’’ lanjutnya.

Sempat ada kabar, menurunkan nilai kontrak yang diajukan Ferrari menjadi pemicu perpisahan tersebut. Ferrari dikabarkan menyodorkan tawaran kontrak baru buat Vettel sebesar USD 12 juta atau sekitar Rp 177,8 miliar. Nominal tersebut sama dengan yang didapatkan Charles Leclerc, rekan setim Vettel. Padahal, untuk periode musim 2018–2020, Vettel mendapatkan kontrak per musim senilai USD 40 juta (Rp 592,9 miliar).

Vettel menepis rumor tersebut. ’’Masalah finansial tidak ada hubungannya dengan keputusan bersama ini,’’ ucapnya. Itu masuk akal. Sebab, menurut La Gazzetta dello Sport, Vettel hanya menginginkan dukungan penuh dari tim untuk musim 2020 dan seterusnya. Itu tidak dia dapatkan. Ferrari hanya menyiapkan perpanjangan kontrak selama semusim. Sementara itu, Leclerc dikunci hingga 2024.

Team principal Mattia Binotto membanjiri Vettel dengan pujian. ’’Ini bukan keputusan mudah. Tapi, memang tidak ada alasan spesifik. Kami sepakat bahwa ini waktunya berpisah untuk mencapai tujuan masing-masing,’’ papar Binotto. ’’Sebastian sudah menjadi bagian dari sejarah kami, dengan 14 kemenangan dan menembus tiga besar klasemen pembalap,’’ imbuhnya.

Bulan madu Ferrari dengan Vettel memang sudah berakhir jauh sebelum Leclerc datang dan mengangkangi dirinya di segala sisi. Sejak 2015, Ferrari kesulitan mengembangkan mobil. Itu semakin parah pada 2016. Mobil SF 16-H milik pabrikan Italia itu sangat tidak kompetitif. Vettel frustrasi dan cara membalapnya makin ngawur.

Pada paro musim kedua, dia mulai membuat banyak kesalahan. Memacu mobil tanpa memperhatikan karakteristik yang dibutuhkan. Pembalap kelahiran Heppenheim, Jerman, itu juga mulai kehilangan kesabaran di trek. Paling terlihat di GP Meksiko, waktu dia menyumpahi race director Charlie Whiting di radio.

Pada 2017, Ferrari cukup bisa beradaptasi dengan regulasi. Mobil mereka cepat. Vettel memimpin klasemen hampir sepanjang tahun. Hingga akhirnya, Vettel membuat dua kesalahan fatal. Pertama, menabrak Lewis Hamilton di GP Azerbaijan. Kedua, bertabrakan dengan Max Verstappen di Singapura. Kasus terakhir itu bikin Ferrari mengalami problem teknis parah di dua lomba berikutnya, Malaysia dan Jepang. Hamilton pun tak menyia-nyiakan kesempatan…

Puncaknya, tahun lalu. Ferrari secara terbuka menyebut Vettel sebagai pembalap utama mereka. Leclerc berstatus debutan di Maranello. Faktanya, justru cowok 22 tahun itulah yang berkali-kali mengalahkan Vettel. Baik dari hasil (2 kali juara dan 10 kali podium, Vettel hanya sekali juara), poin (264 berbanding 240), hingga pole position. Keduanya sempat terlibat perselisihan (termasuk tabrakan di Brazil).

Leclerc menanggapi kepergian Vettel dengan sangat dewasa. ’’Sungguh kehormatan besar pernah menjadi rekan setimmu,’’ tulisnya di Twitter. ’’Memang benar, kita sempat panas di lintasan. Beberapa di antaranya keren, dan beberapa lagi berakhir bukan seperti yang kita inginkan. Tapi, selalu ada respek bagimu,’’ papar pembalap asal Monako itu. (nap/c25/na)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X