SAMARINDA–Puncak pandemi corona diprediksi tengah berlangsung medio Mei ini. Kendati demikian, keramaian justru kembali membeludak. Seperti aktivitas di pasar-pasar tradisional sepanjang Ramadan.
Usaha menekan penyebaran virus secara maksimal bakal melumpuhkan seluruh aktivitas dasar masyarakat. Di sisi lain, pandemi sukar berakhir dengan kondisi seperti ini. “Sejauh ini kami membatasi aktivitas saja,” ucap Marnabas, kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda beberapa waktu lalu. Kini, sepanjang pandemi, persentase keramaian pasar-pasar tradisional ditekan hingga 60 persen.
Disinfektan rutin, meregangkan jarak lapak-lapak terus dikoordinasikan dengan tim gugus tugas penanganan pandemi Covid-19 di Samarinda. Masyarakat dan pedagang diwajibkan memakai masker dalam beraktivitas, hingga menyulih sebagian aktivitas dalam sistem belanja daring. “Dibatasi tak lebih 40 persen, jadi pasti tak sepadat biasanya,” jelas dia.
Untuk terus memantau pembatasan keramaian, Disdag berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menegur masyarakat yang tak mengindahkan peringatan tersebut.
“Bentuk tegurannya tak boleh berbelanja di pasar. Kami (Disdag) juga beberapa kali menggelar operasi pasar untuk memastikan kebutuhan pangan terpenuhi sepanjang Ramadan,” singkatnya. (ryu/dra/k8)