Janjikan Harga Gula Sesuai HET Sebelum Lebaran

- Senin, 11 Mei 2020 | 11:52 WIB
Harga gula yang sempat melambung ke angka Rp 18.000 per kilogram kini berangsung turun menjadi sekitar Rp 14.000 per kilogram.
Harga gula yang sempat melambung ke angka Rp 18.000 per kilogram kini berangsung turun menjadi sekitar Rp 14.000 per kilogram.

JAKARTA- Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan memastikan bahwa upaya stabilisasi harga barang kebutuhan pokok jenis komoditas gula, telah membuahkan hasil positif. Harga gula yang sempat melambung ke angka Rp 18.000 per kilogram kini berangsung turun menjadi sekitar Rp 14.000 per kilogram. Kemendag menggandeng satgas pangan terus memperluas area operasi pasar dan berupaya menekan harga gula ke level Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp 12.500 per kilogram.

Menteri Pedagangan Agus Suparmanto bahkan menjanjikan bahwa harga gula akan stabil mendekati HET sebelum lebaran. Pihaknya sudah mendorong berbagai pihak mulai dari importir, distributor, hingga ritel dan pasar untuk mematuhi HET. ”Saya menjamin sebelum Lebaran nanti harganya akan stabil di tingkat 12.500 Rupiah per kilogram. Di ritel modern di seluruh Indonesia, harga gula sudah sangat stabil sesuai HET. Saya dan tim monitoring Kemendag akan terus memonitor pergerakan harga gula ini,” ujar Mendag, Sabtu lalu (9/5).

Beberapa langkah yang ditempuh Mendag untuk memukul mundur harga gula setelah sempat melambung di antaranya memangkas jalur distribusi yang cukup panjang. Selain itu, pemerintah juga menambah stok dari impor dan menugaskan BUMN dan swasta untuk mengolah gula mentah menjadi gula kristal putih.

Dalam mengawasi pergerakan harga gula di lapangan, Kemendag menggandeng Satgas Pangan untuk mengawasi seluruh gudang logistik agar tidak terjadi penimbunan dan spekulasi. Operasi pasar juga dilakukan dengan menggerojok puluhan ribu ton gula ke pasar rakyat di Jawa dan Sumatera.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendah Suhanto menjelaskan bahwa pihaknya telah menekankan pada seluruh produsen dan distributor gula di Indonesia untuk memangkas tidak menahan stok. Suhanto menambahkan bahwa seluruh retail modern harus menyediakan gula dengan HET. Pemerataan distribusi, termasuk oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), dilakukan dengan kerja sama antara produsen yang bertugas mengolah raw sugar jadi GKP, meliputi industri rafinasi.

Menurut Suhanto, pasar-pasar di DKI telah mendapat pasokan gula sejak 20 April lalu. Kegiatan itu diharapkan berlanjut di wilayah lain di Indonesia, juga pasokan sebesar 30 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan ritel modern. Suhanto menjelaskan bahwa beberapa BUMN ditugaskan Pemerintah melakukan importasi GKP untuk mengisi kekosongan, yang antara lain disebabkan oleh mundurnya musim giling. ”Musim giling yang harusnya jatuh pada akhir Mei, diperkirakan akan terjadi pada akhir Juni. Artinya gula petani akan masuk awal Juli. Ditambah lagi beberapa negara telah menerapkan lockdown yang berpengaruh pada proses distribusi dari luar negeri,” urainya.

Pada kesempatan sebelumnya, Suhanto membeberkan bahwa pemerintah telah memberikan izin impor gula rafinasi untuk kebutuhan industri makanan dan minuman. Selanjutnya, izin sebesar 250 ribu ton dialihkan untuk diolah jadi gula konsumsi. Pemerintah lalu memotong rantai penyebaran dengan pendistribusian lewat distributor yang berafiliasi dengan retail modern. "Kementerian Perdagangan bersama Satgas Pangan dan Bareskrim akan terus mengawal distribusi gula konsumsi. Diharapkan dengan pola distribusi ini akan menjaga harga gula tetap sesuai HET yang ditetapkan," pungkasnya. (agf)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harga TBS Turun di Setiap Kelompok Umur

Senin, 6 Mei 2024 | 14:22 WIB

Harga Kakao Berau Semakin “Manis”

Senin, 6 Mei 2024 | 12:48 WIB

BRI Buka Kantor Layanan Baru di Kampus Unmul

Jumat, 3 Mei 2024 | 14:36 WIB
X