Ekonomi Lagi Susah, Kelolalah Uang Utamakan Dua Motif

- Senin, 11 Mei 2020 | 10:15 WIB
KELOLA: Keuangan rumah tangga tak kalah penting. Motif transaksi dan motif berjaga-jaga paling memungkinkan dilakukan. Masyarakat diimbau untuk memiliki dana darurat dalam bentuk uang tunai karena lebih bisa dijangkau.
KELOLA: Keuangan rumah tangga tak kalah penting. Motif transaksi dan motif berjaga-jaga paling memungkinkan dilakukan. Masyarakat diimbau untuk memiliki dana darurat dalam bentuk uang tunai karena lebih bisa dijangkau.

BANYAKNYA orang yang kehilangan pekerjaan, otomatis membuat mereka tak ada pemasukan. Begitu pula bagi sebagian orang yang mungkin gajinya dikurangi dengan alasan penyesuaian. Namun, kebutuhan harus tetap terpenuhi. Salah satunya makanan.

Tak bisa tinggal diam, masyarakat harus bergerak mencari cara agar tetap bertahan hidup. Mencari pekerjaan baru agaknya kurang memungkinkan, sehingga merambah ke dunia bisnis pun dilakukan. Pada intinya, semua orang harus pandai mengelola keuangan, entah apapun perannya. Menjadi penjual atau pembeli. Sebab keuangan jadi aspek penting.

Diungkapkan Aji Sofyan Effendi, pengamat ekonomi Kaltim, pandemi ini hampir memukul seluruh pergerakan di semua sektor bisnis. Entah itu barang atau jasa. “Sekitar 3,1 juta orang sudah di-PHK dan dirumahkan sementara. Jika pandemi masih berlangsung di bulan-bulan berikutnya, skenario terburuk bisa terjadi sekitar puluhan juta orang yang kehilangan pekerjaan,” ujarnya.

Sehingga orang mulai menggali keahliannya dan menawarkan dalam bentuk barang atau jasa. Seandainya resmi diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), akan menjadi kendala pula. Efek dari terbatasnya pergerakan manusia itu, mengakibatkan supply dan demand jadi stuck. Sekaligus khawatir jika kurva kenaikan kasus virus mematikan tersebut akan makin meninggi, khususnya di Kota Tepian. Sebab, pergerakan sosialnya masih terlihat longgar.

“Bagi mereka yang lost income dan sudah berkeluarga, tentu jadi hal yang berat. Bahkan bisa zero income. Berbanding terbalik dengan mereka yang bekerja dari rumah tapi masih mendapatkan gaji. Harus ada penyesuaian saat mengelola uang,” ucap Aji saat dihubungi awak Kaltim Post awal pekan lalu.

Bertepatan dengan bulan Ramadan, pengeluaran biasanya lebih ekstra. Khususnya untuk berbuka dan sahur. Aji mengimbau kepada masyarakat untuk mengelola keuangan rumah tangga jadi lebih efisien dan seefektif mungkin. Menyesuaikan dengan kebutuhan. Sebab, motif orang membeli sesuatu bisa jadi bukan hanya didasari kebutuhan tetapi keinginan. Merupakan kedua hal berbeda.

Di kondisi pandemi, harus membuat rencana keuangan yang nyata karena sifat uang harus dalam jangka panjang. Sebagai contoh, di situasi biasa gaji bisa habis dalam kurun waktu sebulan. Saat terjadi pandemi, gaji harus bertahan untuk dua atau tiga bulan ke depan. Meskipun bagi yang zero income agak sulit untuk menabung dan menyiapkan dana darurat, namun setidaknya mereka bisa menutupi lost income yang ada. Penggunaan uang harus ketat dan menghindari membeli hal-hal yang tidak perlu. Daya beli harus dibatasi. Harus ada dana cukup. Bukan hanya untuk kebutuhan primer tapi juga kebutuhan yang sifatnya waspada seperti kemungkinan jatuh sakit.

“Selain penanganan Covid-19, penanganan sosial ekonomi masyarakat juga tak kalah penting. Memang harus ada resep jitu. Seandainya berlaku PSBB, harus cari cara agar geliat ekonomi tetap bisa berlangsung. Tapi jangan melanggar peraturan selama PSBB,” imbuh Aji.

Caranya bisa dengan pemberian insentif dari pemerintah kepada usaha-usaha kecil, mikro, dan menengah agar tetap menjalani usaha tanpa harus ada kontak fisik. Oleh sebab itu, memanfaatkan penjualan secara online dan digital jadi opsi. Namun harus tetap ada pendampingan dari pemerintah yang diberikan pada masyarakat. Sebab, para pelaku usaha diimbau menjual produk yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Entah itu minuman herbal sehat untuk imunitas tubuh. Menurut Aji, harus ada perbedaan produksi di bisnis saat kondisi normal dan seperti sekarang.

“Ketahanan ekonomi dan sosial rumah tangga itu menjadi penting karena manajemen keuangan mikro rumah tangga harus jadi prioritas. Utamakan barang yang menyangkut sembilan kebutuhan pokok, siapkan minimal tiga bulan. Semua sedang survive,” tegas Ketua Pusat Kajian Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (PKPPKD) Unmul itu.

Mengenai bentuk dana darurat, ada banyak pilihan seperti emas, mata uang asing, dan reksa dana. Disebut sebagai bentuk yang tidak liquid. Namun di kondisi seperti ini yang paling liquid dan mudah adalah uang tunai. Masyarakat diupayakan tetap ada tabungan. Aji tetap mengutamakan dana darurat yang liquid karena proses yang lebih mudah dan cepat. Jumlah saldo dana darurat bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang. Terutama gaya hidup. Tak pernah ada ketentuan jumlah. Aji menyebut, ada dua transaksi yang perlu diperhatikan dan penting untuk saat ini, yaitu motif transaksi yang tujuannya memegang uang demi kebutuhan sehari-hari dan motif berjaga-jaga demi persiapan hal tak terduga atau tak diinginkan. Sedangkan motif spekulasi yang tujuannya mendapat keuntungan, mungkin masih bisa dilakukan bagi masyarakat yang penghasilannya tetap tinggi. Menurut Aji, sampai detik ini, motif transaksi paling dominan terlihat.

KULINER JADI JALAN KELUAR

Secara tiba-tiba, bisnis kuliner mulai ramai digeluti. Tak hanya dari kalangan yang kehilangan pekerjaan, namun mereka yang usahanya terkena imbas. Bisnis kuliner dianggap paling memungkinkan untuk dijalankan dibanding bisnis lainnya. Sebab, kebutuhan pokok seperti makanan pasti dibeli.

Disampaikan Warsilan, pengamat ekonomi perkotaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulawarman, bisnis kuliner paling mudah dijalani dan bisa jadi peluang bagus saat ini. Apalagi momennya tepat dengan bulan Ramadan. Selain itu, segmentasi pasarnya lebih kuat.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X