SAMARINDA– Terhentinya kompetisi membuat kondisi finansial klub Liga 1 goyah. Pemasukan menurun drastis. Namun, kondisi itu tidak dirasakan Borneo FC. Tim berjuluk Pesut Etam itu tetap mendapat pemasukan. Terutama dari pihak sponsor. Itu setelah mitra bisnis Borneo FC bersedia menjaga komitmen dengan klub. Karena tidak ada pertandingan, manajemen Borneo FC punya cara lain untuk mempromosikan produk dari pihak sponsor.
"Sementara ada benefit dari sponsor yang dialihkan ke dalam bentuk digital," kata Chief Marketing Borneo FC, Novi Umar. Nah, promosi tersebut bisa dilakukan melalui akun media sosial klub. Ataupun website resmi milik Pesut Etam. Dengan begitu, pemasukan terus berjalan meski kompetisi masih belum jelas kapan akan digulirkan.
Novi berharap pihak sponsor bisa bersabar. Sekaligus, tetap menjaga komitmen untuk bekerja sama dengan klub. "Karena semua pasti memahami situasi seperti sekarang ini," tambah Novi.
Meski pemasukan lancar, bukan berarti klub jor-joran kepada pemain. Manajemen Borneo FC tetap mematuhi aturan PSSI. Yakni untuk membayar gaji pemain maksimal 25 persen dari nilai kontrak. Jadi, selama bulan April hingga Juni, pemain Borneo FC hanya menerima gaji 25 persen dari kontrak. "Untuk bulan selanjutnya akan ada pembahasan lebih lanjut," tambah Novi.
Soal kepastian kompetisi, manajemen Borneo FC berharap ada titik terang. "Yang jelas Borneo FC ikut bagaimana keputusan PSSI," kata Presiden Borneo FC Nabil Husein. Hanya, Nabil berharap agar kompetisi tetap dilanjutkan. Artinya, Liga 1 2020 harus tetap bergulir usai pandemi berakhir. "Semua harus jelas," tegasnya. (gus/bas)