Pengusaha Batu Bara Mulai Keluhkan Permintaan

- Jumat, 8 Mei 2020 | 14:10 WIB
Jika biasanya dalam sebulan mereka bisa mengirim 30-40 kapal tongkang emas hitam, sekarang hanya berkisar 5-10 kapal.
Jika biasanya dalam sebulan mereka bisa mengirim 30-40 kapal tongkang emas hitam, sekarang hanya berkisar 5-10 kapal.

PENGUSAHA batu bara mulai mengeluhkan adanya penurunan permintaan. Jika biasanya dalam sebulan mereka bisa mengirim 30-40 kapal tongkang emas hitam, sekarang hanya berkisar 5-10 kapal. Ketua DPD Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Kaltim Mohammad Hamzah mengatakan, sejak Januari lalu juga ada penurunan harga batu bara, mencapai USD 10.

“Tapi saat ini kondisi ekspor batu bara Kaltim masih lebih baik jika dibandingkan sektor lainnya seperti kelapa sawit. Selain batu bara, saat ini usaha yang masih bertahan dengan baik di bidang obat-obatan herbal atau kebutuhan pokok. Yang sifatnya bukan kebutuhan pokok hampir semuanya menurun,” ujarnya, Kamis (7/5).

Ia menambahkan, saat ini kondisi ekspor kelapa sawit menurun setelah sebelumnya terpuruk dan terbantu dengan adanya kebijakan B20 dan B30 untuk BBM kapal pelayaran dan pertambangan. “Namun dengan jatuhnya harga minyak dunia pasti terpuruk juga,” sambungnya.

Beruntung, permintaan batu bara dalam negeri untuk pembangkit listrik dan keperluan industri lain masih cukup baik. Saat ini penggunaan konsumsi batu bara terbesar adalah pabrik semen dan PLTU, namun kondisinya saat ini pabrik semen pun turun dihantam corona. “Yang penting PLTU masih berjalan,” jelasnya.

Hingga saat ini arus distribusi batu bara ke negara tujuan masih lancar seperti Tiongkok dan Korea. Namun harus melalui proses screening. Jadi siapa pun yang akan melakukan perjalanan harus memiliki sertifikat rapid test yang berlaku 7-10 hari, setelah itu jika ingin melakukan perjalanan lagi diharapkan melakukan rapid test kembali.

“Ini perlu dilakukan oleh pekerja yang melakukan pergerakan dari vessel batu bara yang memiliki akses bolak balik ke rumah ataupun kampung halaman. Dan ada kemungkinan melakukan kontak dengan ABK yang memiliki potensi karier. Akhirnya kini protokol kesehatan pun diterbitkan dan untuk melaksanakan protokol tersebut membutuhkan rapid test juga,” terangnya.

Pihaknya turut membantu pemenuhan alat pelindung diri (APD) seperti pendistribusian 39 box masker yang diberikan kepada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda. “Ini bentuk dukungan swasta untuk mencegah dan membantu mengendalikan pandemi Covid-19,” tutupnya. (*/ain/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X