Ada Hasrat dan Mantap di Bisnis Travel

- Selasa, 5 Mei 2020 | 16:12 WIB
Helda Yuliasari
Helda Yuliasari

Menjalani bisnis memang penuh tantangan. Terlebih bagi mereka yang sama sekali tidak ada latar belakang soal bisnis saat menempuh pendidikan. Bukan menjadi hal sulit, justru ada ambisi demi menaklukannya. Meski terdengar klasik, belajar memanglah kunci keberhasilan. Hal itu turut dialami oleh Helda Yuliasari dan sudah dia buktikan hasilnya.

 

DIA merupakan pemilik PT Helda Bersaudara atau Helda Travel. Resmi beroperasi sejak Februari 2012 dengan rute pertama yakni Balikpapan-Sangatta. Kini Helda Travel sudah memiliki dua kantor di bilangan Marsma R Iswahyudi Balikpapan dan Yos Sudarso III Sangatta. Semua bermula ketika orangtuanya berencana dan memiliki ide mendirikan bisnis travel sejak akhir 2011 silam. Namun, ketika dia lulus kuliah pada 2012, bisnis tersebut tidak ada yang mengurus. Walhasil, Helda coba mengambil alih dan mulai memikirkan strategi demi perkembangan bisnis tersebut.

“Padahal, waktu itu sudah mengajukan lamaran pekerjaan ke beberapa tempat. Orangtua juga inginnya saya kerja di perusahaan, bukan mengurus travel. Tapi karena saya sambil belajar soal bisnis, akhirnya justru malah tertarik,” jelas Helda saat dihubungi awak Kaltim Post awal pekan lalu.

Kala itu, Helda sudah berpikir jangka panjang. Dia tahu kalau potensi bisnis travel ke depannya sangat bagus. Oleh sebab itu, dia mantap merintis bisnis sendiri meski sudah sempat diterima di salah satu perusahaan bergengsi di Sangatta. Belajar soal bisnis dilakukan Helda autodidak. Dia aktif mengikuti seminar-seminar hingga Jakarta dan Surabaya, menonton video di YouTube, mencari tahu soal sepak terjang bisnis travel yang sudah sukses, bahkan belajar soal transportasi. Lebih melihat ke pengalaman orang lain karena Helda pun tak menampik kalau bisnis harus dipelajari secara serius.

“Dulu masih saya semua yang handle. Baru ada satu tenaga admin. Kalau sopir sudah agak banyak. Soal promo biasanya posting di Blackberry Messenger (BBM) saat 2012 lalu. Terpenting itu pelayanan. Kalau dari kitanya bagus, akhirnya dari mulut ke mulut,” imbuh mantan mahasiswa Teknik Sipil itu.

Total 27 supir, satu mekanik, dan enam tenaga admin kini telah bantu menopang Helda Travel tetap berdiri. Jadi tantangan bersama untuk mengaturnya demi kepuasan penumpang. Agar bisnis travelnya makin dikenal masyarakat, hampir semua medsos hingga situs web dimanfaatkan Helda. Namun, dia tak menampik kalau berdasarkan referensi mulut ke mulut seperti dulu masih sama kuatnya. Itulah sebabnya dia kerap mengutamakan pelayanan. Terlebih mengingatkan kepada sopir agar bisa memperlakukan penumpang dengan baik karena sopir yang paling lama bersama dan berkomunikasi langsung dengan penumpang. Helda menegaskan, sopir merupakan ujung tombak di bisnis travel. Selain berhati-hati saat mengemudikan kendaraan, tugasnya pun harus memahami semua penumpang yang karakternya berbeda-beda.

Awal dirintis, transportasi yang digunakan yakni satu mobil Innova dan tiga mobil L300. Dulu, biasa hanya melayani 2-3 penumpang. Tak masalah bagi Helda. Dia tetap konsisten untuk berangkat meski ada atau tidaknya penumpang. Agar orang tahu bahwa mereka punya jadwal tetap. Semakin berkembang dan banyak penumpang, kini Helda mengganti seluruh armadanya menggunakan 12 microbus dengan rute ke Balikpapan, Samarinda, simpang Bontang, dan Sangatta.

Sudah berjalan enam tahun, tentu tetap ada hal tak mengenakkan dan jadi momok bagi Helda. Misalnya kecelakaan di jalan. Hanya bisa waspada dan berhati-hati. Bukan mobil yang dia pikirkan, melainkan sopir dan penumpang. Terkait dengan nyawa. Itu juga titik beratnya bergerak di bisnis travel dan transportasi.

“Senang sekali rasanya kalau bisa jadi bagian dari perjalanan orang lain. Membantu mereka menyusun jadwal dan akomodasi saat bepergian kemana pun. Terlebih lagi, sudah ada kerja sama dengan beberapa partner di beberapa kota di Pulau Jawa,” jelas ibu beranak satu itu.

Bisnis travel yang sudah membuatnya jatuh hati, sekaligus membuat Helda turut bersyukur. Meski ketika dia baru saja resmi sebagai sarjana, ada sebagian pihak yang menyayangkan keputusan Helda bergelut di bisnis. Dianggap ilmunya di perkuliahan tak terpakai. Namun dia justru mengacuhkannya. Posisinya saat ini yang mampu memberi lapangan pekerjaan bagi orang lain juga tak kalah penting. “Bersyukur juga karena suami ikut mendukung dan bantu. Kebetulan latar belakang dia di IT, jadi bisa sharing terkait penerapan bidang IT di travel,” tambahnya.

Soal persaingan pun dianggap lumrah. Helda percaya bisnisnya punya sesuatu berbeda dibanding travel lain. Paling penting mampu menguasai pasar dan tahu segmentasinya. Ke depannya, Helda ingin menambah armada sebab permintaan juga banyak. Dalam sebulan, bisa menangani ratusan penumpang. (*/ysm/rdm2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X