WADUH..!! Selama Pandemi Corona, Penggunaan Alat Kontrasepsi Turun

- Selasa, 5 Mei 2020 | 12:04 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) ini tidak hanya menyebabkan sektor perekonomian turun. Namun juga penggunaan alat kontrasepsi juga turun. Menurut data BKKBN pada Maret, penggunaan alat kontrasepsi IUD sebanyak 23.838. Sedangkan di bulan sebelumnya sejumlah 36.155.

Menurunnya angka penggunaan alat kontrasepsi ini menjadi perhatian BKKBN. Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan dalam situasi bekerja dari rumah, interaksi pasangan memang lebih intens. ”Pantauan kami, pemakaian alat kontrasepsi turun 50 persen. Ini bahaya,” jelasnya.

Alasan Hasto menyebut penurunan pemakaian alat kontrasepsi bahaya adalah soal kehamilan. Pada masa awal kehamilan, terutama delapan minggu pertama sangat rawan. Sebab, di periode inilah fase krusial pembentukan organ pada janin. Sementara layanan untuk ibu hamil di fasilitas kesehatan juga akan terdampak. Selain itu, banyak keluarga yang terganggu ekonominya karena PHK atau usaha yang lesu. Akibatnya, belanja untuk pemenuhan nutrisi jika istri hamil juga akan terganggu. ”Apalagi, pada fase hamil muda, daya tahan tubuh turun, jadi lebih rentan terserang penyakit,” ucapnya.

Karena itu, Hasto menyarankan agar pasangan usia subur tetap menggunakan alat kontrasepsi di masa pandemi ini. Terkait adanya fasilitas kesehatan yang mengurangi layanannya karena tenaga medisnya kekurangan alat pelindung diri (APD), BKKBN sudah menyediakan alternatif akses layanan KB melalui mobil keliling di berbagai daerah. ”Jadi, kami pesan betul, di masa pandemi ini tolong jangan hamil dulu,” ujarnya.

Selain perempuan, penggunaan alat kontrasepsi juga dilakukan oleh pria. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah yaitu kondom sebesar 2,5 persen dan vasektomi sebesar 0,2 persen. Upaya untuk meningkatkan partisipasi pria dalam pemakaian kontrasepsi dilakukan secara intensif dan terus menerus, namun data menunjukkan tren peningkatan belum mencapai hasil yang diharapkan.

”Beberapa alasan mengapa partisipasi KB Pria masih rendah pertama adalah mindset keluarga pada umumnya masih pada posisi KB adalah tangung jawab perempuan. Berikutnya ketika ada keraguan suami melakukan vasektomi banyak pendapat nanti akan terjadi pengurangan vitalitas,” ujar Hasto. (lyn)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X