Muhammad Faathir, Jagoan Baru di Kelas 61 Kg

- Jumat, 1 Mei 2020 | 12:31 WIB
Muhammad Faathir
Muhammad Faathir

Selama satu dekade, Eko Yuli Irawan menjadi satu-satunya jagoan Indonesia di kelas 62 kg (dan kini 61 kg). Namun, sekarang sudah ada lifter belia yang siap menggantikannya. Yakni, Muhammad Faathir. Masih sangat muda. Baru merayakan sweet seventeen tiga pekan lagi.

---

MUHAMMAD Faathir baru masuk pelatnas angkat besi di Kwini, Jakarta Pusat, pada 2018. Namun, hanya dalam setahun, perkembangannya begitu pesat. Tahun lalu, pada Oktober, dia terjun di Kejuaraan Asia Remaja dan Junior di Pyongyang, Korea Utara. Lifter spesialis 61 kg itu tidak hanya merebut tiga emas. Tapi juga memecahkan tiga rekor Asia serta dua rekor dunia!

Rekor dunia dicetak pada angkatan clean & jerk, dari 149 kg menjadi 153 kg. Juga total angkatan, dari 269 kg menjadi 272 kg. Pada dua angkatan itu, dia mematahkan catatan sebelumnya milik lifter Turki Donen Dogan. Di level Asia, selain clean & jerk dan total angkatan, dia memecahkan rekor snatch. Yakni, dari catatan lama 118 kg menjadi 119 kg.

’’Saya sangat bangga bisa memecahkan rekor dan memasuki negara yang bisa dibilang angkat besinya sangat menonjol di dunia,’’ tutur Faathir kepada Jawa Pos kemarin. Sayang, setelah mencetak prestasi sekeren itu, Faathir tidak masuk skuad SEA Games 2019. Sebab, di kelasnya masih ada Eko Yuli Irawan yang juga mengejar emas.

Tak diperlukan waktu lama buat cowok yang berulang tahun tiap 21 Mei itu untuk bersinar lagi. Pada 15 Februari lalu, dia memborong 6 emas di Kejuaraan Asia Remaja dan Junior 2020 di Tashkent, Uzbekistan. Masing-masing 3 emas level remaja putra dan 3 emas dari level junior. Di ajang itu pula dia memecahkan rekornya sendiri dengan total angkatan 273 kg.

Bagaimana dia bisa terus mempertajam rekor? Faathir, tampaknya, juga tak punya jawaban pasti. Dia adalah lifter dengan bakat alam yang luar biasa bagus. Yang dia lakukan ’’hanya’’ menjaga pola hidup. Misalnya, mengatur makanan dan istirahat yang cukup. Selain itu, tentu latihan dan berdoa.

Anak kedua di antara tiga bersaudara pasangan Muntahan dan Sukmawati itu lalu mengenang perkenalannya dengan dunia angkat besi. Saat dia masih berusia 10 tahun, ada beberapa cabang olahraga yang digeluti. Mulai sepak bola hinga panjat tebing. Faathir pernah berlatih di dua cabang itu selama sekitar enam bulan.

Ketika sedang asyik-asyiknya menekuni sepak bola dan panjat tebing, Faathir melihat sepupunya, Nani Prasasti, menjadi juara angkat besi. Faathir tertarik. Dia coba-coba ikut. ’’Entah kenapa, saya merasa lebih mendapatkan feel ketika latihan angkat besi. Nggak seperti dua cabor lain yang saya ikuti sebelumnya,’’ ceritanya.

Setahun berlatih, Faathir sudah berani terjun di Kejurda Kalimantan Timur (Kaltim) 2014. Meskipun, hasilnya belum maksimal. Faathir hanya menempati peringkat keempat. Namun, perkembangannya sangat bagus. Masuk usia 12 tahun, yakni 2015, dia sudah mewakili Kaltim dalam kejurnas di Bandung. Dari situlah dia ditemukan oleh pencari bakat timnas. Dia lalu ditarik bersekolah di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Kemenpora di Ragunan.

Bulan lalu semestinya Faathir mengucapkan perpisahan ke level remaja dan junior. Tepatnya di Kejuaraan Dunia Junior 2020 pada Maret. Sayang, event tersebut ditunda karena meluasnya virus korona baru. Padahal, dia sudah siap-siap merebut gelar juara dunia sekaligus memecahkan rekor baru lagi. ’’Saya harus ada tangga dulu untuk juara dunia remaja, baru insya Allah ke senior,’’ ucapnya.

Namun, daripada menyesali event yang batal, dia lebih mengalihkan fokus untuk tampil maksimal di level senior tahun depan. Ada beberapa event yang sudah diincar. Mulai PON XX/2020 Papua, SEA Games Hanoi 2021, Asian Games 2022, hingga Olimpiade 2024.

Kerap disebut-sebut sebagai penerus Eko Yuli, Faathir bilang tidak terbebani. Dia malah menyatakan kesiapan. Buat lifter dengan tinggi badan 160 cm itu, digadang-gadang meneruskan legacy seorang legenda malah menjadi motivasi tambahan. ’’Ini menjadi pacuan saya setiap latihan ataupun pada pertandingan agar bisa lebih baik,’’ katanya. (rizky a. fauzi/c19/na)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X