Angkot Kurang Dipercaya Publik

- Kamis, 30 April 2020 | 15:51 WIB
Lutfi Wahyudi
Lutfi Wahyudi

SAMARINDA-Nasib tak baik memang lebih mengarah ke transportasi konvensional, salah satunya angkutan kota (angkot). Pemerintah daerah lebih memberdayakan ojek online (ojol) untuk mendistribusikan paket sembako. Pengambilan keputusan itu dinilai pengamat untuk mempercepat pembagian sembako. 

Pengamat kebijakan publik, Lutfi Wahyudi yang dikonfirmasi Rabu (29/4) mengatakan, kebijakan menggunakan angkutan daring buka semata-mata menganaktirikan para sopir angkot. Dia menyebut dalam pendistribusian tim harus cepat, tepat, dan tepercaya. "Bukan soal mobilitas saja sebenarnya, tapi lebih ke trust (kepercayaan) juga," ungkapnya.

"Siapa yang bisa memenuhi kepuasan pelanggannya, maka dia yang akan memenangkan persaingan di bidang jasa ini," sambungnya.

Selain itu, dia menyebut, kehadiran ojol pada zaman modern menjadi pilihan masyarakat karena telah mengikuti perkembangan zaman. "Kalau dilihat sisi lain, pemerintah juga belum bisa menangani persoalan transportasi konvensional dengan baik," jelasnya.

Dia menilai, diberdayakan atau tidak angkot seperti pisau bermata dua. Jika pemerintah mau menggunakan transportasi jasa angkot, maka yang menjadi pertanyaan adalah kualitas pelayanannya. “Sopir angkot juga termasuk warga yang terdampak dan jika bisa diperdayakan pula,” harapnya.

Namun, menurutnya di saat wabah Covid-19 meluas, ojol merupakan pilihan yang bisa menjawab permasalahan pembagian sembako. “Jika pendistribusi tidak tepat dan cepat, pemerintah akan menjadi sorotan publik," imbuhnya.

Sebelumnya, Pemkot Samarinda memutuskan menggunakan jasa ojol dan taksi online untuk pendistribusian sembako kepada masyarakat terdampak Covid-19. Hal tersebut komentar dari Ketua Organisasi Gabungan Transportasi (Orgatrans) Kamaryono.

Dia menyayangkan keputusan pemerintah. Padahal, bila angkot dilibatkan akan jauh lebih tepat sasaran. Karena mereka juga yang terdampak ekonominya imbas wabah Covid-19.

"Yah, harusnya seperti kami ini juga bisa dilibatkan. Perumpamaannya jika ojol bisa angkut lima sembako, kami bisa 20, karena muatan lebih banyak," singkatnya, beberapa waktu lalu.

Sementara atas polemik itu, Kepala Dinas Sosial Samarinda Ridwan Tassa menanggapi pemberdayaan ojol merujuk pemerintah daerah di Pulau Jawa. “Nanti kami evaluasi kembali dahulu (melibatkan angkot atau tidak). Tahap kedua pembagian sembako dari pemkot digelar mendekati Lebaran," singkatnya. (*/dad/dns/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X