Pandemi virus menyebabkan kerugian segala lini. Tak hanya dampak kesehatan masyarakat saja. Sektor ekonomi pun terkena imbas. Mulai kaum elite hingga kaum buruh dan masyarakat kecil.
SAMARINDA–Upaya memperingan masyarakat agar masih bisa mendapatkan pekerjaan sejatinya telah dilakukan. Pemerintah memberdayakan para pengemudi ojek online (ojol) sebagai kurir pengantaran sembako. Ojol dinilai sebagai profesi terdampak yang bisa diperdayakan.
Namun, satu sisi beberapa masyarakat yang berprofesi di bidang transportasi tak mendapat perhatian serupa. Yakni, sopir angkutan kota (angkot). Meski sama-sama di bidang transportasi, Dewi Fortunatak berpihak ke mereka.
Sejatinya peminat angkot kian menurun lantaran kalah saing transportasi berbasis daring. Walhasil, bak petir di siang bolong, nasib sopir angkot semakin terimpit.
Pemerintah memberdayakan ojol karena menilai para driver ini khususnya roda dua memiliki tingkat mobilitas tinggi untuk menuju jalan kecil ke permukiman padat penduduk. Namun, pantauan Kaltim Post, beberapa driver taksi online pun ambil bagian.
Di lain sisi, Ketua Organisasi Gabungan Transportasi (Orgatrans) Kamaryono menyayangkan keputusan pemerintah. Dia menilai, angkot dilibatkan akan jauh lebih tepat sasaran. Karena mereka juga yang terdampak ekonominya imbas wabah Covid-19.
"Yah, harusnya seperti kami ini juga bisa dilibatkan. Perumpamaannya jika ojol bisa angkut lima sembako, kami bisa 20, karena muatan lebih banyak," singkatnya.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Sosial Samarinda Ridwan Tassa menanggapi pemberdayaan ojol. Dia menyebut, langkah pemberdayaan ojol ini yang diambil mengikuti pemerintah daerah di Pulau Jawa.
"Ada dua contoh yang kami ambil, yakni Jakarta dan daerah Jawa Barat," jelasnya saat dikonfirmasi. Ridwan menjelaskan, ojol akan diperdayakan pada distribusi sembako tahap awal, sebagai jasa pengantar dari kecamatan menuju ke rumah warga penerima bantuan. Karena pembagian banyak dilakukan di daerah padat penduduk. Sehingga, pengemudi ojol roda dua dirasa menjadi solusi utamanya.
Sedangkan saat ditanya peran taksi online, Ridwan mengatakan, hal itu peruntukan sebagai pengantar paket sembako dengan jumlah besar dan jarak jauh.
"Jadi pakai mobil (taksi online) dulu, setelah sampai di kelurahan dan kecamatan baru (paket sembako) disambung motor," jelasnya. Namun, dia akan kembali mengevaluasi pembagian sembako tahap awal tersebut. Soal melibatkan sopir angkot, Ridwan menerangkan belum membahas lebih lanjut.
"Ini kan pedagang antar ke kecamatan, dari kecamatan diambil ojol. Gimana caranya kalau pakai angkot?" ucap Ridwan bertanya balik. Meski mengaku belum menemukan rumusan memberdayakan para sopir angkot, namun penggunaan jasa mereka nantinya bisa saja diusulkan dalam evaluasi distribusi sembako tahap kedua.
"Nanti kami evaluasi kembali dahulu. Setelah tahap pertama nanti ada lanjutan dari pemprov (pemerintah provinsi) tiga kali. Lalu tahap kedua dari pemkot memberi bantuan mendekati Lebaran," pungkasnya. (*/dad/dns/k8)