Perhatikan Kondisi Tertentu ketika Berpuasa

- Rabu, 29 April 2020 | 14:47 WIB
SESUAIKAN: Untuk ibu hamil, dilihat dulu kondisinya jika ingin berpuasa. Seandainya masih di trimester awal yang rentan mual dan muntah, baiknya tak usah. Ibu harus tahu kondisi tubuhnya dan konsultasi ke dokter.
SESUAIKAN: Untuk ibu hamil, dilihat dulu kondisinya jika ingin berpuasa. Seandainya masih di trimester awal yang rentan mual dan muntah, baiknya tak usah. Ibu harus tahu kondisi tubuhnya dan konsultasi ke dokter.

PADA dasarnya, berpuasa dapat dilakukan siapapun selama kondisi tubuhnya kuat dan sehat. Namun, tak jarang pula ada beberapa orang yang kondisinya memang butuh perhatian lebih. Di antaranya, perempuan menopause, ibu hamil, dan anak-anak. Pertimbangannya tentu berkaitan dengan kondisi kesehatan ke depan.

Jika cukup membingungkan, penting bagi mereka untuk mengonsultasikannya secara langsung ke dokter. Terutama jika memiliki penyakit-penyakit tertentu yang menyertai. Disampaikan dr Swandari Paramita, khusus ibu hamil perlu dilihat terlebih dahulu mengenai kondisi dan usia kehamilan yang tengah dijalani.

Misalkan awal trimester pertama di mana kondisinya masih sering diliputi mual dan muntah, sebaiknya tidak dianjurkan puasa. Sementara jika usia kehamilan sudah masuk pada 4-5 bulan, tubuh sudah lebih kuat dan jadi momen tepat dan cukup nyaman menjalani puasa. Kemudian kalau perut sudah lebih membesar dan mendekati waktu persalinan, baiknya tak berpuasa demi keamanan si bayi.

“Jadi, kondisi ibu hamil itu bermacam-macam. Sebenarnya disesuaikan lagi dengan dokter kandungan yang menangani agar tahu mana yang lebih baik. Kalau kuat, biasanya diperbolehkan. Tapi misal di tengah-tengah merasa mual, jangan dipaksakan,” ujarnya.

Soal asupan nutrisi untuk ibu hamil pun tak jauh berbeda dengan mereka yang tidak sedang berbadan dua. Porsinya saja yang harus lebih diperhatikan karena ada janin yang juga butuh asupan. Misal, pada trimester awal ibu hamil bisa mengonsumsi sesuatu yang lembek dan hangat. Demi menghindari mual dan muntah. Ke depannya, cukup disesuaikan. Perbanyak buah dan sayur. Pastikan kondisi di trimester awal harus baik.

Beda lagi halnya dengan perempuan menopause. Secara umum, tak ada keluhan signifikan yang dialami mereka selain sudah berhenti menstruasi dan tak memiliki penyakit penyerta lain. “Kalau kondisi tubuhnya sehat dan merasa mampu silakan saja. Beda hal jika memang memiliki riwayat penyakit tertentu. Misal jantung, diabetes, atau tekanan darah tinggi. Namun, biasanya kalau saya ada pasien punya penyakit kronis, justru saya sarankan berpuasa,” tambah perempuan berhijab itu.

Misalkan, mereka yang punya tekanan darah tinggi saat berpuasa justru lebih bisa mengontrol dan menjaga emosi, sehingga tekanan darahnya bisa stabil. Kemudian bagi yang mengidap diabetes ringan alias gulanya tak sampai 500 mg, dengan berpuasa, justru gula darahnya jadi bagus. Terkecuali bagi yang kondisi penyakitnya sudah parah dan berat sekali, Swandari tak akan menyarankan berpuasa. Sebab, ada obat dan proses penyembuhan yang harus dilewati.

Selain itu, ada pula tipikal seseorang yang memasang pola pikir bahwa berpuasa menjadi momen diet tepat. Pemikiran itu tak serta-merta salah. Hal tersebut kembali pada keteraturan dalam mengatur menu saat berbuka dan sahur. Seandainya tidak sempat sahur kemudian makan sepuasnya tanpa batas saat berbuka, itu juga salah. Dietnya pasti tidak akan berhasil.

“Kalau buat anak-anak yang baru pertama berpuasa, bisa diarahkan oleh orangtuanya. Apalagi kan sekarang sedang tidak sekolah dan di rumah semua. Ada tahapannya juga. Misal memulai dengan setengah hari. Kalau sudah terbiasa, bisa full dan sesekali beri reward,” tutup Swandari. (*/ysm/rdm/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X