Fariszal Nova Arviantino, Dari Petani hingga Menginspirasi

- Rabu, 29 April 2020 | 14:45 WIB
INGIN BERMANFAAT: Perubahan drastis pada hidupnya terjadi tatkala dirinya ingin membuat sesuatu yang bermanfaat dari ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah. Setiap weekend, Nova terus belajar bagaimana cara membuat platform hingga akhirnya lahirlah Wiken Digital Asia.
INGIN BERMANFAAT: Perubahan drastis pada hidupnya terjadi tatkala dirinya ingin membuat sesuatu yang bermanfaat dari ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah. Setiap weekend, Nova terus belajar bagaimana cara membuat platform hingga akhirnya lahirlah Wiken Digital Asia.

Bermodal ketekunan dan giat, membuat Fariszal Nova Arviantino tak lelah belajar. Kerasnya kehidupan dan bentuk bakti kepada orangtua membuatnya selalu berusaha meski harus tertatih. Perlahan tapi pasti, berawal dari buruh kini berevolusi menjadi sosok yang sukses.

 

NASIB dan takdir seseorang adalah misteri, tak ada satu orang pun yang bisa menebak akan jadi seperti apa pada 10 tahun atau 20 tahun ke depan. Begitu pula dengan Nova yang memilih untuk merantau ke Kalimantan, mengadu nasib.

“Saya bukan putra daerah, saya asli Jawa Timur. Setelah lulus SMK, pada 2012 saya beranikan diri merantau ke Samarinda bermodalkan ikut teman saja. Enggak sendiri, saya ikut teman yang punya koneksi di sini,” tuturnya.

Sesampainya di Kota Tepian, hidupnya tak langsung enak. Nova memulai pekerjaan dengan menjadi buruh tani di salah satu kebun jamur tiram milik kenalan rekannya itu. Selain mengadu nasib, Nova juga mengaku ingin mencari jati diri selama merantau.

Selang setahun, Nova mendapat tawaran bekerja di hotel bintang 1 sebagai roomboy. Pekerjaan itu dia geluti sejak 2013–2015. “Setelah satu tahun, saya sifmalam. Nah, saya itu bukan orang yang suka diam, akhirnya karena dari pagi sampai malam menganggur, saya memutuskan cari kerjaan tambahan. Jadi tukang cuci motor dan mobil di tempat teman,” kisahnya.

Melihat ada celah waktu, Nova pun mendaftar kuliah Sabtu-Minggu di STMIK SPB Airlangga Samarinda, mengambil sarjana komputer. “Saya resign dari hotel pada 2015. Sebab, pada waktu itu per tiga bulan saya selalu sakit karena pagi sampai malam harus kerja. Belum lagi weekend harus kuliah. Melihat kondisi tubuh yang sudah tidak memungkinkan, saya korbankan pekerjaan saya di hotel dan bekerja jadi office boy di salah satu sekolah biar tetap ada penghasilan,” ungkapnya.

Pada Januari 2016, Nova ingin melakukan suatu hal yang menghasilkan dengan ilmu yang dia dapat selama kuliah. Berawal dari hobi desain blog, dia membentuk platform yang diberi nama Wiken Asia Digital.

“Bisa dikatakan sebagai digital agency. Melayani berbagai macam, mulai perencanaan bisnis, manajemen sosial media, layanan pencatatan keuangan hingga neraca laba rugi. Lengkap deh, yang intinya dengan platform ini bisa membantu bisnis seseorang berjalan dengan lancar,” jelasnya.

Awalnya Nova tak kepikiran membuat platform yang bergerak dalam bidang bisnis. Terlebih dirinya bukan seseorang yang memiliki ilmu bisnis mumpuni. Namun, pada April 2017 platform itu terus berkembang ketika dia berpartisipasi dalam program Mini University besutan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI Kaltim).

“Termasuk angkatan pertama, saya benar-benar dapat banyak ilmu banget di sana. Akhirnya berguna dan bisa membuat suatu hal yang bermanfaat untuk banyak orang,” imbuh pria kelahiran Blitar itu.

Tak sampai di situ, setelah Wiken Asia Digital berkembang, awal tahun ini Nova juga merilis platform baru bertajuk Etam Kawa Enterprise (Etaka.Id). Masih sama di bidang digital bisnis, kali ini memiliki visi untuk mencetak pengusaha muda kelompok bisnis, serta usaha baru di bidang kerajinan, kebudayaan, dan pariwisata lokal yang diselaraskan dengan era digital.

“Kenapa tentang kebudayaan dan pariwisata? Sebab, saya merasa anak muda saat ini belum banyak yang bangga dengan kekayaan daerah. Padahal, banyak potensi yang bisa dikelola. Misal, memanfaatkan kain-kain daerah yang disulap jadi aksesori kekinian. Nah, di Etaka.Id ini kami akan bimbing dan beri wadah untuk anak-anak muda,” jelasnya.

Setelah berjam-jam berbincang dengan Nova, dapat terlihat sosoknya yang tak begitu mengukur kesuksesan dari materi. Bahkan dia menyampaikan, sering melaksanakan pelatihan cuma-cuma, atau hasil dari pelatihan disumbangkan kepada yang lebih membutuhkan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X