Serapan Ekspor Perikanan Menurun

- Senin, 27 April 2020 | 14:33 WIB
Industri perikanan ikut terpukul dengan situasi penyebaran virus corona (Covid-19). Saat ini di Kaltim terdapat 43.892 nelayan dan 40.452 pembudidaya perikanan yang tersebar di kabupaten dan kota.
Industri perikanan ikut terpukul dengan situasi penyebaran virus corona (Covid-19). Saat ini di Kaltim terdapat 43.892 nelayan dan 40.452 pembudidaya perikanan yang tersebar di kabupaten dan kota.

SAMARINDA - Industri perikanan ikut terpukul dengan situasi penyebaran virus corona (Covid-19). Saat ini di Kaltim terdapat 43.892 nelayan dan 40.452 pembudidaya perikanan yang tersebar di kabupaten dan kota. Dari jumlah itu, ada sekitar 3.852 nelayan yang terdampak akibat virus impor tersebut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim Riza Indra Riadi mengatakan, pandemi corona sangat berdampak terhadap daya beli masyarakat khususnya untuk pembelian ikan. Serapan ekspor juga menurun, sehingga stok ikan di pasar melimpah. “Menurunnya serapan ikan di tingkat lokal juga diikuti pada jumlah ekspor,” jelasnya, Minggu (26/4).

Ditambahkan Riza, penurunan permintaan itu terjadi baik untuk bidang tangkap maupun bidang budidaya. Akibatnya, produksi ikan Kaltim surplus. Stok ikan sampai Juni diperkirakan mencapai 59.460 ton, sedangkan kebutuhan hanya 33.584 ton.

Untuk mengatasi menurunnya daya beli masyarakat maupun serapan ekspor, pihaknya menawarkan beberapa strategi. Yaitu, produksi ikan yang diekspor apabila tidak diminta atau ditunda permintaannya, maka dijual di lokal atau ke kabupaten dan kota bahkan provinsi yang terdekat.

“Sedangkan untuk budidaya ikan dan udang tambak, dibiarkan dulu beberapa waktu sampai dibukanya kembali kran ekspor oleh negara-negara yang biasanya membeli komoditas ikan dan udang Kaltim. Seperti Amerika, Eropa maupun negara-negara di Asia,” ujarnya.

Perlu juga melakukan pemasaran melalui online, bagi konsumen yang memerlukan komoditas berbagai jenis ikan, udang maupun kepiting melalui praktisi-praktisi perikanan. Strategi lain, komoditas ikan, udang dan kepiting yang tidak terjual bisa diolah sendiri sehingga tidak ada yang terbuang ataupun mubazir, dengan melakukan pola pengolahan dengan memaksimalkan pembekuan.

“Kita simpan sampai negara-negara pembeli membuka kembali kerannya untuk ekspor. Kita juga memerlukan dukungan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor untuk membeli hasil produksi perikanan di Kaltim, termasuk membantu para nelayan yang terdampak pandemi Covid-19,” pungkasnya. (ctr/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X