Wabah virus benar-benar menampar keras semua sektor yang tengah beroperasi. Termasuk Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan. Yang terdampak pandemi Covid-19.
OKTAVIA MEGARIA, Balikpapan
ORANG-orang sibuk berlalu lalang sambil mengerek barang bawaannya. Baik koper besar maupun tas jinjing berukuran kecil. Sembari melihat jam, mengecek waktu keberangkatan mereka.
Dua atau tiga hari lalu, pemandangan itu masih terlihat di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. Salah satu sarana transportasi udara tersebut masih beroperasi dengan baik. Melayani pengunjung yang pergi atau pun datang ke Kota Minyak.
Namun Sabtu (25/4) siang, saat awak Kaltim Post mendatangi tempat tersebut, suasana yang ada sungguh bertolak belakang. Memasuki area parkir, kondisi yang lengang sudah dapat dirasakan.
Apalagi saat menginjakkan kaki di koridor bangunan, tidak ada lagi aktivitas yang biasa dialami. Suara sopir taksi yang sibuk menawarkan jasa, atau pemberitahuan tentang melakukan check in.
Begitu pula, langkah kaki yang terburu-buru karena waktu keberangkatan tersisa beberapa menit lagi. Nasib gerai-gerai yang ada pun sama saja. Semuanya memilih tutup daripada harus menanggung kerugian lebih besar.
Dicky, petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Sepinggan berkata sampai Jumat (24/4), masih ada beberapa gerai yang buka. “Kemarin (Jumat) sempat ada yang masih bertahan. Tapi sekarang kayaknya sudah tutup semua,” tuturnya.
Kini yang tersisa di sana hanya petugas kebersihan dan petugas keamanan bandara (Avsec). Juga, loket-loket maskapai yang tengah melayani beberapa agen perjalanan, terkait pembatalan jadwal penerbangan.
Salah satu agen perjalanan juga mengungkapkan, banyak konsumen yang lebih memilih refund dibanding reschedule. Ketidakpastian kapan musibah itu akan berakhir, menjadi alasan utama mereka.
Tak berbeda jauh dengan Ida. Salah seorang petugas kebersihan bandara yang juga tak tahu bagaimana nasibnya ke depan. Perempuan tersebut masih sibuk mengepel lantai yang tidak terlalu kotor, saat awak media ini mendekatinya. Meski tak kotor, tugasnya sebagai pembersih tetap mesti dilakukannya.
Ia bercerita, saat ini pengurangan jam kerja didapatkan karyawan. Menyesuaikan situasi bandara yang tidak seperti biasanya. Selain itu, dia mengaku ada pemotongan upah. Menurutnya, karena dirinya masih karyawan baru. Begitu pun status pekerjaannya ke depan, akan seperti apa ia pun tak tahu.