BOTTMINGEN -Cuitan petenis ranking tiga dunia Roger Federer tentang harapannya agar Asosiasi Tenis Profesional Putra (ATP) dan Asosiasi Tenis Profesional Putri (WTA) dijadikan satu terus menggelinding. Isu itu kini semakin hangat di tengah berhentinya seluruh kompetisi akibat pandemi Covid-19. Banyak pihak yang mendukung. Tapi ada juga yang merasa belum perlu
Billy Jean King, legenda tenis putri asal Amerika Serikat (AS) yang juga founder WTA menjadi salah satu yang mendukung. Perempuan yang kini telah berusia 76 tahun itu menyebut sejak awal tahun 1970 an dirinya menjadi orang yang vokal untuk mengusulkan hal serupa. "Satu suara. Perempuan dan laki-laki bersama-sama. Ini sudah menjadi visiku untuk tenis sejak lama. Ayo kita wujudkan," cuit King mengomentari cuitan Federer tersebut dilansir ibtimes.
Dua tahun setelah open era di tenis dimulai pada 1968, King adalah petenis putri yang vokal menuntut persamaan hadiah uang tunai antara juara putra dan putri di berbagai kejuaraan. Sejak para petenis putra di eranya mendirikan ATP pada 1972, King juga bersuara seharusnya didirikan sebuah asosiasi yang menaungi petenis putra dan putri sekaligus. Namun usulnya saat itu tidak diterima.
Setahun setelah ATP berdiri, baru pada 1973 dia mendirikan WTA bersama delapan petenis putri lain yang sampai saat ini dikenal sebagai 'original 9'. "Sejak awal aku selalu yakin, kita akan lebih kuat jika bersama-sama," ucap King dilansir Sky Sports.
Direktur WTA Steve Simon juga mendukung usul Federer tersebut. Simon menyebut selama ini ATP dan WTA sudah sempat berdiskusi tentang wacana penyatuan organisasi tersebut. "Sejak pertama kami sepakat, kami akan berada di kondisi lebih baik jika bekerja bersama-sama," ucap Simon dilansir Sky Sports.
Direktur ATP Andrea Gaudenzi memiliki pandangan serupa. Dia bahkan menyebut saat seperti ini bisa menjadi momentum besar agar hal itu benar-benar terlaksana. "Kami selalu terbuka dengan pandangan para pemain. Tenis selama ini selalu terdepan dalam menempatkan pemain putra maupun putri di panggung yang sejajar. Itu salah satu kekuatan olahraga ini. Kami menanti kolaborasi serta diskusi lanjutan dengan pihak WTA dan pemangku kepentingan lain," ucap Gaudenzi.
Mantan ranking satu dunia putri Serena Williams sedikit berbeda pendapat. Menurutnya pandangan seperti yang dinyatakan Federer seharusnya dibicarakan lebih dulu dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Itu akan lebih baik dibanding hanya berwacana di media sosial. "Itu seharusnya dirahasiakan dulu dan tidak disebar," cuit Serena. Namun, entah mengapa, belakangan cuitan itu dihapus sendiri oleh pemilik 23 gelar grand slam tersebut.
Sebelumnya pada Rabu lalu (22/4) Federer tiba-tiba bercuit di Twitter. Petenis Swiss itu menyatakan apakah ada orang selain dirinya yang juga berfikir bahwa inilah saatnya tenis putra dan putri bersatu. "Bukankah saat ini masih terlalu memusingkan untuk fans. Ada sistem ranking berbeda, logo berbeda, website berbeda, dan kategori turnamen berbeda," cuitnya saat itu. (irr)