Hindari Menyusui jika Muncul Gejala Corona

- Jumat, 24 April 2020 | 11:44 WIB
MENYUSUI: Setelah persalinan, ibu hamil harus tetap waspada dan lakukan pencegahan selama menyusui bayi. ASI penting untuknya dan punya segudang manfaat. Perhatikan higienitas lagi. (UNSPLASH.COM)
MENYUSUI: Setelah persalinan, ibu hamil harus tetap waspada dan lakukan pencegahan selama menyusui bayi. ASI penting untuknya dan punya segudang manfaat. Perhatikan higienitas lagi. (UNSPLASH.COM)

PENCEGAHAN virus corona atau Covid-19 tak hanya berlaku saat kehamilan berlangsung. Setelah persalinan, justru lebih waspada dan diperketat. Berkenaan dengan keselamatan bayi yang baru lahir dan ibu menyusui. Kesehatan ibu tak kalah penting karena punya pengaruh besar dalam memberi ASI. Sudah jelas diketahui bahwa ASI memiliki segudang manfaat untuk bayi karena mampu menunjang pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuhnya jadi lebih kuat. Beberapa sumber menyebutkan bahwa belum diketahui secara pasti apakah ibu yang sudah terinfeksi dapat menularkan virus melalui ASI-nya atau tidak.

Dijelaskan dr Muhammad Anggit Nugroho, jika status ibu adalah pasien dalam pengawasan (PDP), tidak disarankan memberi ASI. Misalkan ODP (orang dalam pemantauan), dilihat terlebih dahulu apakah disertai gejala atau tidak. Namun, jika ingin lebih aman, sebaiknya tak menyusui dulu. Pencegahan lainnya, bisa karantina diri 14 hari untuk lebih memastikan. Seandainya ibu dinyatakan tidak terpapar, bukan ODP atau PDP, diperbolehkan saja menyusui.

“Perlu diingat, tetap ada syaratnya yakni minimal memakai masker. Pastikan jika kondisi ibu harus bersih dulu. Cuci tangan yang bersih, jangan batuk atau bersin di depan bayi, ganti baju. Intinya higienitas,” jelas spesialis obstetri dan ginekologi tersebut ditemui di Rumah Sakit Hermina Samarinda.

Awam juga pasti mengetahui beberapa kondisi tertentu yang membuat ibu tidak bisa memberi ASI langsung. Ada banyak faktor memengaruhi. Kalau memilih cara tersebut, prosedurnya agak lebih rumit dan proses sterilisasi lebih panjang. Saat memerah, perhatikan dan jaga kebersihannya. Tetap cuci tangan sebelum dan sesudah memerah ASI. Lalu gunakan botol susu bersih. Sterilisasinya bisa dengan merebus botol. Botol penyimpanan pun direkomendasikan yang tertutup dan steril.

“Saat menyimpan ASI yang diperah, penyimpanan harus diperhatikan jeli. Masukkan ke dalam kulkas, suhu dingin. Jangan ditaruh suhu ruangan. Kalau begitu, kualitas ASI-nya sudah pasti tidak bagus,” tegas Anggit.

Di dalam ASI, ada dikenal kolostrum. Suatu cairan ASI yang keluar paling awal pada beberapa hari pertama si ibu melahirkan. Biasanya hanya diproduksi selama 1-5 hari. Lalu akan berubah menjadi ASI matang. Warnanya agak bening kekuningan. Teksturnya lebih kental. Kolostrum itulah yang dicari dan penting pada masa awal kehidupan bayi. Menyimpan segudang manfaat. Menjadi penting karena mengandung zat gizi seperti protein, lemak, vitamin, antioksidan, mineral, dan immunoglobulin. Dikhawatirkan, jika disimpan di suhu ruangan, kolostrum dalam ASI akan pecah dan rusak.

“Pada akhirnya, di tengah pandemi seperti ini baiknya tetap lakukan physical distancing. Bagi ibu hamil atau menyusui yang tetap di rumah, cari kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan. Mengurangi stres,” tutupnya. (*/ysm/rdm2/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X