Maksimalkan Anggaran Promosi Pariwisata

- Rabu, 22 April 2020 | 11:39 WIB
Kapal wisata di Samarinda
Kapal wisata di Samarinda

PEMERINTAH daerah diminta mengalokasikan anggaran promosi untuk memberi stimulus bagi sektor pariwisata. Sebab sektor ini menerima dampak paling besar dari penyebaran virus corona. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terdampak penyebaran Covid-19. Sehingga diperlukan stimulus dari pemerintah untuk membantu sektor ini.

Jika tidak ada stimulus dari pemerintah, dia memprediksi akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran oleh perusahaan yang bergerak di industri pariwisata. Ini akan menambah pengangguran, bahkan ke depan dunia pariwisata diperkirakan sulit pulih. “Harus ada antisipasi dari pemerintah untuk dunia pariwisata,” ujarnya.

Hetifah menjelaskan, pemerintah perlu melakukan langkah strategis. Salah satunya membantu para pelaku usaha agar sesuatu yang dikhawatirkan tidak terjadi. Sementara bantuan yang akan disalurkan bisa melalui berbagai cara. Seperti penangguhan pembayaran badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) ketenagakerjaan, juga keringanan biaya utilitas seperti listrik, dan air.

Penting juga adanya relaksasi pembayaran angsuran dan bunga pinjaman untuk pelaku industri pariwisata. Anggaran tersebut bisa direalokasikan dari anggaran pemasaran dan promosi yang tidak jadi terpakai. “Pariwisata kita saat ini sudah semakin sulit, harus diberikan stimulus agar bebannya tidak terlalu berat. Jika tidak, jumlah PHK bisa melonjak,” jelasnya.

Dinas Pariwisata Kaltim mencatat, di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif jumlah orang yang terdampak Covid-19 mencapai 10.031 orang. Dengan rincian, perhotelan berjumlah 4.720 karyawan. Usaha biro perjalanan wisata dari 674 usaha tercatat 3.044 orang terdampak. Termasuk beberapa travel yang tutup, sehingga 55 orang dirumahkan.

Pemandu wisata 170 orang terdampak Covid-19 dari 380 anggota. Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kaltim dari 15 tempat wisata beranggotakan 350 orang dan terdampak 299 orang. Sedangkan daya tarik wisata lain yang masuk pada asosiasi lainnya anggota atau karyawannya berjumlah 958 orang. Dan seluruh tempat wisata di kabupaten/kota sudah menutup kegiatan sejak 17 Maret.

Anggota usaha spa yang terdampak sebanyak 427 orang, ditambah pelaku tapis 76 orang yang dirumahkan. Usaha restoran ada 813 unit dengan pekerja sebanyak 2.029 orang yang terdampak. Kurang lebih 50 persen restoran tutup dan sebagian masih buka hanya melayani pesanan dan dibawa pulang. Juga, pelaku usaha kapal wisata di Samarinda ada 5 kapal juga terdampak Covid-19.

Sebanyak 25 karyawan kapal wisata dirumahkan. Termasuk 120 orang pelaku ekonomi kreatif seperti pelaku seni musik yang dibatalkan kontraknya di hotel dan restoran maupun tempat-tempat hiburan yang tutup. “Sektor ini perlu dipermudah, karena sudah menjadi salah satu sektor yang paling terpukul. Jika tidak potensi PHK besar-besaran akan semakin luas,” pungkasnya. (ctr/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X