Barikade Jalan Jadi Lahan “Pungli” Anak-Anak

- Senin, 20 April 2020 | 11:14 WIB
Sebanyak enam orang anak membantu membuka water barrier. Membawa kardus dan minta imbalan seikhlasnya pada pengemudi yang menerobos.
Sebanyak enam orang anak membantu membuka water barrier. Membawa kardus dan minta imbalan seikhlasnya pada pengemudi yang menerobos.

Penutupan simpang empat Bukit Kusnodo hingga kini tidak efektif mencegah keluar masuknya pengendara untuk meminimalisasi penyebaran corona di Kota Taman.

 

BONTANG - Setelah dilakukan penutupan pada Jumat (10/4) lalu, simpang empat Bukit Kusnodo masih saja di terobos pengendara. Bahkan kondisinya dikuasai oknum warga di bawah umur untuk mendapatkan rupiah. Itu terjadi arah Bontang menuju Sangatta.  

Pantauan awak media, sekira lima meter dari pagar kawat arah keluar Bontang, terdapat enam water barrier yang tersusun rapi. Pembatas oranye itu menjadi sumber penghasilan tambahan bagi anak-anak yang berada di lokasi tersebut. Sebanyak enam orang anak membantu membuka water barrier. Membawa kardus dan minta imbalan seikhlasnya pada pengemudi yang menerobos. Di mana dari pukul 16.00 -17.00 Wita, hampir 20 pengendara roda empat yang melintas Kampung Sidrap menerobos penutupan jalan yang dijaga anak-anak tersebut.

 Terkait masih saja barikade diterobos dan absennya petugas, Kasat Lantas AKP Imam Syaffi'i mengatakan, telah berkoordinasi dengan anggotanya untuk melakukan penjagaan di kawasan tersebut. Dia menyebutkan penjagaan akan dilakukan pada pada sore. 

“Setiap sore kami akan lakukan penjagaan,” katanya. 

Dia mengakui pihaknya kekurangan petugas untuk berjaga. Karena petugas yang ada telah diplotkan pada empat titik penjagaan, yakni simpang tiga Jalan Tembus menuju Loktuan (Ambon 4), Posko Simpang Empat Bontang Baru, Posko Simpang Tiga Gunung Sari menuju Bukit Indah, dan Tugu Selamat Datang.

 Dia berharap, warga dapat mengerti dan mematuhi aturan yang telah ditentukan dalam masa pandemi corona ini. Namun, jika tidak pihaknya akan melakukan tindakan. "Kami akan menilang," tegasnya. 

Sementara dari pantauan awak media di simpang empat Bukit Kusnodo yang dibarikade kayu dan kawat berduri terlihat beberapa pengendara roda dua dan empat yang tak tahu jalan ditutup harus putar balik. 

Untuk pengendara roda dua kini memilih jalur masuk melalui kawasan Kampung Sidrap atau Jalan Pipa. Jalur tersebut tembus di Rumah Sakit Swasta milik Perusahaan Pupuk Kaltim (RS PKT). 

Sementara truk roda enam dan mobil pikap pengangkut ikan dan ayam serta mobil pribadi lainnya melalui jalan lain di kawasan tersebut untuk menuju Bontang. 

Salah satu warga yang tinggal di Teluk Pandan KM 3 Bontang-Sangatta harus mengantar dagangannya hingga di barikade simpang empat Bukit Kusnodo. Pria berusia 40 tahun itu menjual daun pisang dan dibeli oleh pelanggannya yang berada di kawasan Kota Bontang."Kami janjian aja biar sama-sama enak," ujarnya saat ditemui harian ini.

 Dia mengaku baru kali ini harus mengantar. Sebelumnya, para pembeli yang datang ke rumahnya untuk mengambil daun pisang. Dia menuturkan, harus sama-sama mengerti dengan kondisi yang telah terjadi. "Kalau tidak ya bakal kehilangan pelanggan," jelasnya. (*/eza/rdh/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X