Ribuan Nelayan Terdampak Covid-19, Diusulkan Dapat Bantuan Langsung Tunai

- Senin, 20 April 2020 | 10:42 WIB

SAMARINDA- Penyebaran virus corona (Covid-19) memukul hampir seluruh sektor usaha. Tak terkecuali perikanan. Saat ini di Kaltim terdapat 43.892 nelayan dan 40.452 pembudidaya perikanan yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. Dari jumlah itu ada sekitar 3.852 nelayan terdampak penyebaran virus asal Tiongkok tersebut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim Riza Indra Riadi mengatakan, dari ribuan nelayan yang terdampak pihaknya hanya diminta mendata sekitar 2.000 nelayan untuk menerima bantuan langsung tunai (BLT) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Jumlah tersebut dinilai kurang karena jika diambil angka terkecil saja untuk nelayan, ada sekitar 3.852 jiwa yang harus dimasukkan data terdampak Covid-19. Penghasilan nelayan dianggap menurun seiring berkurangnya permintaan ikan segar di pasaran. Sehingga nelayan mengurangi aktivitas melaut. Belum lagi pembatasan sosial dan berkurangnya daya beli, mengakibatkan distribusi ikan antar daerah ikut terhambat.

“Pembudidaya memang tidak masuk terdampak corona karena dianggap bisa bekerja di sektor lain. Sebab, para pembudidaya masih bisa melakukan kegiatan-kegiatan usaha lainnya guna menambah pendapatannya selain budidaya ikan,” jelasnya, Minggu (19/4).

Dia mengatakan, data keseluruhan atau konkritnya sudah dihimpun dan disinkronkan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Terutama pelaku usaha di sektor kelautan dan perikanan, khususnya nelayan. Sehingga nanti akan dilakukan penyaringan lagi. “Kami juga harus melakukan langkah antisipasi untuk sektor perikanan yang terdampak covid-19,” katanya.

Adanya pandemi ini tentu mengharuskan pemerintah melakukan manuver dengan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran. DKP Kaltim mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang akan mengajukan sejumlah paket stimulus ekonomi, seperti pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk dapat memasukkan produk perikanan, dalam program-program perlindungan sosial ke masyarakat yang dilaksanakan melalui APBN.

“Industri perikanan ikut terpukul dengan situasi pandemi covid-19, sehingga kita harus menggenjot kembali sektor ini. Ribuan nelayan yang terdampak semoga bisa segera dibantu agar tidak berujung pada pelemahan ekonomi dari sektor perikanan,” pungkasnya. (ctr/ndu)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X