“Menantang Maut” Melintas di Jalur Poros

- Kamis, 16 April 2020 | 14:13 WIB
TERUS RUSAK: Salah satu truk terjebak di jalan poros yang kondisinya ambles lantaran tak kunjung diperbaiki. LELA RATU SIMI/KP
TERUS RUSAK: Salah satu truk terjebak di jalan poros yang kondisinya ambles lantaran tak kunjung diperbaiki. LELA RATU SIMI/KP

Menempuh perjalanan ke Kecamatan Sangkulirang, sebagai daerah yang santer diberitakan sebagai kabupaten baru, ternyata tidak mudah. Jalan berlubang bahkan nyaris putus kerap dilalui. Tak ayal, akses infrastruktur jalan provinsi yang baru seumur jagung dibangun itu, sebagian titik sudah tak layak dilintasi.

 

MUAL. Itu yang bisa dirasakan pengemudi ketika melintas di kawasan jalur poros di Kutim, salah satunya di Kecamatan Sangkulirang. Tak sedikit pengendara mobil mengeluh kelelahan karena kondisi jalan yang tak nyaman.

Sepanjang perjalanan, pengendara akan sering menemukan imbauan agar berhati-hati, pelang peringatan pemberitahuan jalan berlubang atau ada longsoran. Hampir setiap 50 meter terdapat pemberitahuan agar pengendara lebih fokus lantaran adanya longsoran. Meski tidak terdapat di semua ruas jalan, jumlahnya cukup banyak.

Harian ini berupaya menyusuri, memulai perjalanan dengan roda dua, dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Awak redaksi berhasil menembus Sangkulirang dengan waktu tiga jam lebih sedikit. Berangkat pukul 07.00 Wita, tiba memasuki kecamatan tersebut, jam di tangan menunjukkan pukul 11.38 Wita. Itu sudah dikalkulasikan dengan waktu istirahat sekitar satu jam.

Beberapa kendala sepertinya sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat yang melintas. Ada yang mengalami bocor ban, kerusakan mesin, ambles di jalan, bahkan kehabisan bahan bakar. Maklum, jarak antara SPBU satu dan SPBU selanjutnya tergolong jauh. Pengendara baru bisa menemui stasiun pengisian bahan bakar resmi hanya di simpang Kecamatan Bengalon, setelah satu jam perjalanan dari Sangatta. Setelah itu, di pertengahan ruas jalan utama Bengalon juga ada satu. Namun, kedua tempat itu sangat jarang buka lantaran cepat kehabisan setelah diserbu warga. Per botol secara ecer, BBM jenis pertalite Rp 11 ribu. Sedangkan premium selisih seribu lebih murah per botolnya.

Untuk diketahui, harga bahan bakar minyak sedikit lebih mahal. Alasannya, pendistribusian cukup jauh dan memakan biaya. Begitulah penjelasan seorang pedagang saat ditanya singkat soal BBM di Kutim.

Sangkulirang dulunya merupakan kawasan transit laut. Hampir setiap hari kapal dari semua desa di setiap kecamatan bersandar di pelabuhan yang ada. Di antaranya dari Kecamatan Sandaran, Kaliorang, Kaubun, dan Karangan. Keberangkatan dan kedatangan kapal sangat terjadwal. Kapal-kapal merupakan angkutan orang dan barang. Bahkan, pendatang dari Samarinda dan lainnya harus transit ke Sangkulirang jika ingin melanjutkan perjalanan ke daerah pelosok Kutim.

Kini kondisinya jauh berbeda. Transportasi laut di pelabuhan Sangkulirang sudah tak seramai dulu. Setelah mantan bupati Kutim yang kini menjabat gubernur Kaltim, Isran Noor, meresmikan jembatan pada 2013. “Sejak itu Sangkulirang tidak terisolasi lagi, akses pulau ini lebih terbuka ke luar. Sekarang distribusi barang dan orang untuk daerah sekitar, sudah menggunakan angkutan darat,” ujar Camat Sangkulirang Rahmad saat ditemui di kantornya, belum lama ini.

Kini, transportasi laut sudah sulit dijumpai. Tidak seperti eranya dulu. Keberangkatan yang terjadwal. Berangkat bisa kapan saja.

Rahmad tak menampik, jalan poros provinsi menuju wilayah yang dipimpinnya itu sudah sering mengalami perbaikan. Tak heran jika banyak ditemukan jalan bagus hingga yang sudah rusak. Itu tak lepas dari banyaknya kendaraan berbobot besar melintas. “Jadi, biar baru dibangun, mungkin sekitar setahun kemudian ada yang sudah rusak,” jelasnya.  

Agar jalan lebih tahan, tahun ini akan dilakukan pengecoran hingga 60 kilometer. Dari kawasan Lembak, Kecamatan Bengalon, hingga Sangkulirang. Sumber dananya, kata dia, dialokasikan dari APBN. “Malah 2021 nanti dilakukan pengecoran hingga kawasan Maloy,” jelasnya.

Meski demikian, jalan dan gang kecil di kawasan Sangkulirang sudah banyak yang terbuka. Meski belum terdapat bangunan, hal itu bertujuan supaya arah penyebaran penduduk kelak lebih jelas. “Semua masukan masyarakat terkait jalan lingkungan sudah terakomodasi di musrenbang. Banyak pembangunan jalan melalui ADD dan aspirasi dewan,” tutupnya. (*/la/dra/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X