BALIKPAPAN—Pandemi corona yang berujung pembatasan dan penutupan sejumlah ruas jalan utama di Kota Minyak memberikan pengaruh positif terhadap kualitas udara.
Hal ini dikarenakan mobilitas kendaraan tak terlalu padat. Pemantauan udara tersebut pun dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). "Pembatasan jalan membuat kualitas udara makin membaik. Secara umum misalnya di lokasi yang selama ini padat kendaraan, seperti Balikpapan Baru, kualitas udaranya telah membaik," ungkap Kepala DLH Balikpapan, Suryanto.
Dirinya mengungkapkan, kualitas udara atau indeks standar pencemar udara (ISPU) di Balikpapan selama ini diukur menggunakan tiga alat pengukur polusi yang ada di depan Plaza Balikpapan, perumahan Balikpapan Baru dan Rapak. Ia menyebut, ISPU di Balikpapan selama ini menunjukkan kategori baik, atau berada di bawah angka 50.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data DLH, pada 1 Maret, untuk alat pengukur kualitas udara yang ada di Balikpapan Baru menunjukkan angka 50 lebih. Sementara akhir Maret angkanya tidak sampai 40. "Persimpangan Balikpapan Baru memang lokasi yang termasuk paling padat di kota Balikpapan," sebut Suryanto.
Sedangkan pada alat yang ada di Plaza Balikpapan, menurutnya menunjukkan penurunan yang tidak terlalu signifikan. Awal Maret menunjukkan angka tertinggi 30, dan angka tersebut terjadi beberapa kali sampai awal April. Namun selanjutnya perlahan menurun di bawah 20.
Dari ketiga alat ini update online dilakukan pihak DLH. Pihaknya juga bisa melihat perkembangan dari layar monitor yang dilakukan tiap dua menit sekali secara nasional. Suryanto menuturkan, sistem online ini diukur oleh alat yang berada di Balikpapan, kemudian hasilnya dikirimkan ke Jakarta.
Untuk diketahui, sistem update data kualitas udara secara online ini juga diberlakukan di 39 kota. "Balikpapan menjadi salah satu kota yang terus meng-update secara online perkembangan kualitas udara," tutupnya. (lil/ms/k15)