Berjemur Pukul 10 Pagi Cukup 15 Menit

- Kamis, 16 April 2020 | 10:58 WIB
BERJEMUR: Berjemur di bawah sinar matahari bisa mencegah datangnya virus. Sebab, ada vitamin D yang didapatkan. Biasakan memulainya pada pukul 10 pagi dan jangan terlalu lama. Cukup 15 menit. (PIXABAY.COM)
BERJEMUR: Berjemur di bawah sinar matahari bisa mencegah datangnya virus. Sebab, ada vitamin D yang didapatkan. Biasakan memulainya pada pukul 10 pagi dan jangan terlalu lama. Cukup 15 menit. (PIXABAY.COM)

DI SOSIAL media berseliweran imbauan untuk berjemur di bawah sinar matahari untuk tingkatkan daya tahan tubuh. Nurul Afiah, dosen gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unmul, mengatakan, telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa vitamin D bisa meningkatkan sistem imun. Kekurangan vitamin tersebut membuat seseorang rentan terinfeksi bakteri atau virus. Vitamin D yang disintesis dengan bantuan sinar matahari merupakan pasokan vitamin D utama tubuh. Bertahan lebih lama dibanding vitamin D yang berasal dari sumber makanan.

“Banyak faktor yang membatasi kulit sintesis vitamin D. Itu termasuk lingkungan seperti polusi, kebiasaan berpakaian, pigmentasi kulit, dan penggunaan tabir surya,” ungkap Nurul. Dia menjelaskan, waktu yang baik untuk berjemur di bawah sinar matahari yakni saat bayangan seseorang lebih pendek dari tingginya. Biasanya mulai sekitar pukul 10 pagi hingga 3 sore. Durasinya tak butuh waktu lama, cukup sekitar 5-15 menit saja. Pada pukul 11 pagi hingga 2 siang, sinar UVB memuncak dan relatif stabil yakni 1-2 MED/jam.

Saat kondisi seperti itu, waktu berjemur akan semakin singkat, kurang lebih 5 menit. Kebutuhan vitamin D pada tubuh dapat dipenuhi sebanyak 80–100 persen oleh vitamin D yang disintesis pada kulit. Terutama saat terpapar sinar matahari langsung. Jika ingin menjaga kadar vitamin D tercukupi, minimal 20 persen permukaan kulit harus terpapar sinar matahari. Menurut berbagai penelitian, terpapar sinar matahari 5-30 menit setiap 2-3 kali per minggu sudah cukup memenuhi kebutuhan vitamin D.

Ada dua macam sinar ultraviolet (UV) yakni UVA dan UVB. UVA gelombangnya lebih panjang, sehingga menyebabkan penetrasi lebih dalam ke jaringan kulit. Walhasil, mengakibatkan kerusakan pada matrix collagen kulit seperti keriput. UVA sering dijumpai pukul 7 pagi. Menurut penelitian, UVA bisa menimbulkan efek buruk pada kulit yakni kanker kulit sedangkan UVB, gelombangnya lebih pendek dan sedang.

Selain pentingnya mendapat asupan vitamin, Nurul juga mengingatkan untuk tetap mengonsumsi air putih. Idealnya, air putih sebanyak 2 liter per hari atau setara delapan gelas sudah cukup membantu agar tetap menghidrasi tubuh. Beda hal jika kondisi tubuh melemah karena sakit. Sebagai contoh, jika penderita virus corona disertai demam atau muntah diare, pasti membutuhkan lebih banyak cairan. Bisa sekitar 10-12 gelas per hari. Hal tersebut dilakukan demi mengganti cairan tubuh yang hilang selama sakit.

“Intinya, kalau sampai kekurangan zat gizi makro dan mikro, akan menghambat metabolisme dalam tubuh, sehingga nantinya berujung pada berbagai penyakit sesuai fungsi masing-masing zat gizi tersebut,” tambah alumnus Universitas Hasanuddin itu.

Masih soal vitamin, ada vitamin yang larut dalam air dan lemak. Vitamin larut terdiri atas vitamin C dan B. Tubuh sudah tersusun hampir 80 persen dari air. Jadi, saat mengonsumsi vitamin larut, air akan sangat mudah diangkut darah dan dialirkan pada bagian tubuh yang membutuhkan. Keduanya sangat jarang disimpan dalam tubuh. Tak ditemukan efek toksisitas jika konsumsinya berlebih. Kalau vitamin larut lemak, yakni vitamin A, D, E, dan K, penyimpanannya ada di hati. Kalau tubuh memberi sinyal karena butuh vitamin-vitamin tersebut, hati akan mengeluarkan dan menumpah pada protein.

“Kemudian diedarkan pada bagian tubuh yang membutuhkan tadi. Penyimpanan vitamin larut lemak bisa sampai enam bulan sampai satu tahun. Jadi, kalau dikonsumsi dalam jumlah besar, berpotensi merusak fungsi dan menyebabkan hipervitaminosis,” pungkas Nurul. (*/ysm/rdm2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X