Handel Maatschappij Borneo Samarinda, Kampung Sejarah Sejak 1800-an

- Kamis, 16 April 2020 | 10:42 WIB
Keluarga Arief adalah salah satu keluarga yang pertama kali tiba di kampung HBS. Itu adalah potret rumahnya. Dijelaskan bahwa kala itu, material semua rumah terbuat dari kayu ulin.
Keluarga Arief adalah salah satu keluarga yang pertama kali tiba di kampung HBS. Itu adalah potret rumahnya. Dijelaskan bahwa kala itu, material semua rumah terbuat dari kayu ulin.

Jauh pada masa penjajahan Belanda dahulu, tumbuh perkampungan yang dikenal dengan nama Handel Maatschappij Borneo Samarinda (HBS). Lokasinya berdekatan dengan Pasar Pagi. Dikenal sebagai pusat perdagangan sejak 1900-an bahkan hingga detik ini. Inilah kisah sejarah Kota Tepian yang tak berjejak.

 

DISEBUTKAN dua nama, Sultan Sayyid Abdurrasyid dan Samsudin Barack. Disebut sebagai generasi pertama pada keturunan masing-masing keluarga besar. Mereka tidak ada hubungan keluarga. Setelah terlahir generasi selanjutnya dan bertemu di kampung HBS pada awal 1900-an, dua keluarga tersebut membentuk hubungan keluarga secara alamiah. Beberapa keturunan mereka terikat dalam jalinan perkawinan.

-

Rumah H Armain: Di kampung HBS, ada seseorang yang menekuni bisnis taksi. Dialah H Armain. Dia memiliki sekitar 5-6 buah taksi dan beberapa sopir. Kala itu, jadi transportasi andalan.

 

Kegiatan sosial dan ekonomi Samarinda bemula pada awal 1900-an. Kehidupan cukup stabil karena mata uang Gulden Belanda tinggi. Harga barang kebutuhan cukup murah. Pribumi yang mendapat gaji Rp 100 pun terasa cukup. Namun tetap saja gaji para penjajah alias Belanda tetap lebih tinggi dari pribumi meski posisi mereka di perusahaan Belanda sama. Di dunia perdagangan, pedagang Tionghoa pun lebih diprioritaskan. Merasakan ketidakadilan tersebut, timbul ketidakpuasan. Kalangan terpelajar dan yang bergerak di bidang perdagangan berencana memiliki badan usaha yang terdiri dari kaum bumi putra.

-

Rumah H Anwar Barack: Iswan diceritakan oleh kakeknya, Anwar bahwa rumah tersebut sudah direhab sebanyak tiga kali dan usianya sudah ratusan tahun. Tetap berdiri kukuh saat itu.

 

Banyak perusahaan Belanda berdiri seperti di bidang perminyakan dan batu bara. Belanda juga banyak bekerja sama dengan Tiongkok. Di bidang perkayuan, Jepang tak mau ketinggalan. Pedagang menengah dan eceren berasal dari warga Tionghoa, India, dan Arab. Pedagang terkenal di Samarinda seperti H Abdurrahim, HM Arieph Said, H Seman Saad, H Butut, Ali Barack, Anang Matarip, H Sulaiman, dan A Abdul Gani ingin menyaingi pedagang asing tersebut.

Hingga akhirnya resmi berdiri NV Handel Maatschappij Borneo Samarinda (HBS) pada 14 November 1908 yang bergerak di bidang rotan, damar, dan kulit peraca. Dulu juga sempat didirikan koperasi dan H Matali yang mengelola. Direktur NV HBS saat itu adalah Muhammad Seman (H Seman Kerani). Belanda mulai mencari cara untuk menjatuhkan persekutuan dagang HBS dan berakhir bubar pada 1940-an (Kampoeng HBS: Kampung Pejuang dan Saudagar, Hamdani dan Untoro Raja Bulan, 2005).

Awak Kaltim Post pun menghubungi salah satu warga yang pernah memiliki pengalaman tinggal di kampung HBS. Dialah Iswan Priady. Ayahnya dari Sangkulirang dan ibunya dari kampung HBS. Iswan adalah cucu H Anwar Barack. Pada 1967-1968, kakeknya pernah bercerita kalau rumahnya sudah direhab sebanyak tiga kali dan berusia 200 tahun. Seingatnya, semua rumah di kampung HBS terbuat dari ulin. Saat itu, mendapatkan air bersih juga masih sulit. Sehingga banyak cara harus dilakukan.

-

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X