MUI Imbau Tarawih di Rumah Saja

- Rabu, 15 April 2020 | 13:16 WIB
Suasana di Balikpapan yang lengang.
Suasana di Balikpapan yang lengang.

SAMARINDA-Ramadan tinggal menghitung hari. Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini Ramadan dijalani di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Sejumlah kebiasaan bakal ditiadakan untuk menekan meluasnya penyakit yang menyerang pernafasan itu. Terlebih lagi, puncak Covid-19 diperkirakan terjadi pada awal Mei nanti.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim pun mengimbau agar umat muslim agar menggelar salat Tarawih di rumah masing-masing. "Untuk lebih amannya salat Tarawih di rumah saja (bersama) keluarga. Walaupun masih banyak masjid-masjid yang berencana mengadakan," kata Ketua MUI Kaltim Hamri Haz kepada Kaltim Post.

Dia menambahkan, apabila pengurus masjid tetap mengadakan salat Tarawih, agar mengikuti protokol kesehatan. Yakni mengatur jarak saf salat. Misalnya, antara satu sampai satu setengah meter per satu orang.

"Itu kalau masih dipaksakan juga. Tapi lebih baik dan aman kalau tidak usah melaksanakan di masjid-masjid dan lebih baik mengadakan di rumah masing-masing, termasuk tadarusan. Kejadian yang berkumpul ini dari informasi yang kami peroleh itulah yang menyebarkan virus corona," jelas Hamri.

Lanjut dia, MUI Kaltim juga mengimbau kepada seluruh pengurus masjid agar tidak menyaringkan kegiatan tadarusan. Sehingga tidak mengundang jamaah untuk berkumpul. "Cuma jangan ditutup masjid, pengurus-pengurus inti tetap mengadakan (tadarusan). Tapi tidak usah menggunakan mik. Sifatnya imbauan, sambil menjelaskan bahaya-bahaya yang timbul apabila ada kerumunan orang banyak," jelas dia.

Sementara itu, diungkapkan Ketua PW Muhammadiyah Kaltim Suyatman, Muhammadiyah telah mengeluarkan maklumat terkait Covid-19. Maklumat ini bersifat wajib bagi warga Muhammadiyah. "Petugas kesehatan bisa menjamak salatnya. Azan tetap dikumandangkan buat penanda. Salat Tarawih di rumah masing-masing. Kegiatan Ramadan di rumah. Puasa tetap dilakukan," kata Suyatman.

Selain itu, pihaknya mengimbau untuk memperbanyak zakat, infak dan sedekah untuk membantu mereka yang terdampak. Termasuk berbagi masker, hand sanitizer, dan sebagainya. "Jangan lupa semakin dekatkan diri kepada Allah," pesannya.

Sementara itu, dalam keterangan pers terkait perkembangan Covid-19 di Kaltim, Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kaltim Andi M Ishak mengatakan, seorang bayi perempuan 10 bulan ditetapkan jadi pasien dalam pengawasan (PDP). Bayi ini dirawat karena hasil rapid test-nya menunjukkan hasil reaktif. Meskipun, bayi tak menunjukkan gejala apapun. Kini, bayi tersebut pun dirawat di RSUD Kudungga Sangatta, Kutim.

Diungkapkan, bayi tersebut merupakan anak dari pelaku perjalanan dari Gowa, yang ditetapkan PDP oleh tim medis RSUD Kudungga Sangatta sebelumnya. "Status bapak lebih dahulu dirawat di RSUD Kudungga. Kemungkinannya begitu (hasil kontak erat), karena bapak pelaku perjalanan dari Gowa, dua-duanya reaktif tes cepat. Sedangkan, kondisi ibu tidak ada keluhan," jelas Andi kemarin.

Selain bayi 10 bulan di Kutim, sebelumnya juga ada bayi lebih muda berumur yang 3 bulan dengan status PDP di Balikpapan. Namun, dari hasil tes swab tenggorokan, bayi ini negatif Covid-19. Bayi tersebut merupakan anak dari pasien positif Balikpapan dengan kode BPN 6 yang kini juga sudah dinyatakan sembuh. Lanjut Andi, selain bayi 10 bulan, kemarin, ada penambahan PDP lain sebanyak 6 kasus. Sehingga, total ada 7 penambahan PDP.

Penambahan kedua berasal dari Kabupaten Kutai Barat. Yaitu seorang laki-laki 28 tahun yang merupakan pelaku perjalanan dari Kutai Kartanegara. Lelaki ini ditetapkan PDP oleh tenaga medis RSUD Harapan Insan Sendawar (HIS) Kutai Barat karena memiliki keluhan demam, batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas.

Saat ini, yang bersangkutan melakukan rawat isolasi diri di rumah. Selanjutnya, satu kasus dari Samarinda adalah Laki-laki 61 tahun. Dia merupakan pelaku perjalanan dari Gowa yang dilaporkan PDP dari RSUD IA Moeis. "Yang bersangkutan memiliki keluhan batuk, mual dan muntah, serta memiliki comorbid diabetes melitus dan penyakit jantung," sambungnya. Lalu, empat kasus dari Balikpapan.

Andi melanjutkan, terhitung tiga hari terakhir tak ada penambahan pasien positif atau negatif. Artinya belum ada hasil uji swab dari PDP Kaltim. Padahal, ada 93 orang PDP di Kaltim menunggu hasil tes swab-nya. Diketahui, semua pemeriksaan swab di Kaltim masih bergantung dengan laboratorium di luar daerah. Berbeda dengan Kalimantan Selatan yang bisa memeriksa sebagian sampel sendiri.

Kaltim memang harus bersabar. Pasalnya, ada beberapa kendala terkait pemeriksaan ini. "Masalahnya juga ketersediaan reagen, yaitu media untuk mengekstrak sampel, terbatas. Sekarang ada lonjakan PDP juga, jadi harus ada prioritas," imbuh Andi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X