BALIKPAPAN - Traffic penerbangan dari Balikpapan menuju daerah terjangkit Covid-19 atau sebaliknya mengalami penurunan cukup signifikan. Aktivitasnya menurun seiring Pemkot Balikpapan mengajukan pengetatan di bandara dan pelabuhan ke Kementerian Perhubungan melalui Gubernur Kaltim.
General Manager Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Farid Indra Nugraha mengatakan, pihaknya juga telah melakukan pengurangan jam operasional dari 18 jam jadi 12 jam. Kebijakan berlaku sampai 29 Mei mendatang. “Kemudian penerbangan dari daerah terjangkit sudah mengalami penurunan drastis. Dari Jakarta yang sebelumnya ada 18 jadi 5 penerbangan,” katanya, (14/4).
Bukan hanya di Ibu Kota Negara, Farid menjelaskan bahwa Surabaya, Jawa Timur juga demikian. Dikurangi dari 11 jadi 3 penerbangan. Jogjakarta dari 6 jadi 3 penerbangan. Makassar dari 7 menjadi 2 penerbangan. “Sehingga kurang lebih 65 persen penerbangan dari daerah terjangkit sudah berkurang penerbangannya,” jelasnya.
General Manager PT Garuda Indonesia (Persero) Balikpapan, Boydike Kussudiarso mengatakan bahwa maskapai menyesuaikan kebijakan yang dilakukan pengelola bandara. Trafik penerbangan dikurangi. “Kami hanya mengoperasikan Balikpapan-Jakarta pp (pulang pergi) sekali sehari, departing BPN 13.05 Wita. Balikpapan-Berau pp sekali sehari, departing BPN 08.50 Wita, dan Balikpapan-Banjarmasin pp sekali sehari, departing BPN 12.00 Wita,” katanya.
Boydike menjelaskan, maskapai juga melakukan prosedur aman penerbangan sesuai dengan anjuran mengantisipasi penyebaran pandemi Covid-19 atau virus Corona. “Kami telah mengeluarkan jarak aman sesuai SOP. Dan pesawat GA (Garuda Airlines) dilakukan penyemprotan disifektan secara rutin,” jelasnya.
Terpisah, District Manager Lion Air Group Kalimantan Timur, Achmad Affandi mengatakan telah melakukan hal serupa. Maskapai menyesuaikan penerbangan, bahkan telah mengurangi penerbangan sebelum Sepinggan mengeluarkan kebijakan. “Sudah 95 persen pengurangan flight. Ini sebelum pemberlakuan operasional SAMS. Sejak Corona,” katanya.
Berdasarkan laporan dari PT AP I Balikpapan, pada 2019 mengalami kerugian mencapai Rp 55 miliar. Padahal targetnya harus untung Rp 110 miliar. Sementara itu hasil rekapitulasi data pergerakan sepanjang 2020 hingga 31 Maret 2020 semua sektor mengalami penurunan. Total pesawat datang dan pergi 13.396 penerbangan. Realisasi tersebut turun 5,5 persen dibandingkan 2019 sebesar 14.341 penerbangan. Untuk penumpang sebanyak 1.199.686 jiwa atau turun 10,2 persen dibandingkan 2019 yang berjumlah 1.348.935. (aji/ndu/k18)