Suara mesin gergaji kayu terdengar jelas. Petugas kemudian berusaha mendekat. Namun, meski telah dikepung, pelaku kembali berhasil lolos dari kejaran petugas.
TENGGARONG–Aksi pembalakan liar masih marak terjadi di Tahura Bukit Soeharto. Hutan konservasi ini, yang memiliki luas kerusakan hingga 75 persen itu, kian kritis. Petugas UPTD Tahura pun tampaknya harus kerja keras memberantas para mafia perusak kawasan hutan tersebut.
Sejak Jumat (10/4), petugas melakukan operasi razia di sejumlah lokasi di tahura. Dengan menggunakan sepeda motor trail, petugas masuk melalui Kelurahan Bukit Merdeka, Kecamatan Samboja. Tepatnya di Kilometer 58, Jalan Soekarno-Hatta, poros Balikpapan-Samarinda.
Sekitar 4 kilometer dari lokasi jalan besar, petugas pun berhenti. Suara mesin gergaji kayu tampak masih terdengar. Mesin gergaji yang berbunyi itu, diduga aktivitas pembalakan liar.
Namun sayang, arah suara tak diketahui pasti dari mana. Luasnya hutan dan terbatasnya akses masuk, membuat petugas patut siaga. Pasalnya, jika pelaku nekat, bisa saja melukai petugas yang menjalankan operasinya.
Petugas pun memutuskan untuk berjalan kaki, mengendap sambil mendekati sumber suara. Perlahan namun pasti, suara mesin gergaji itu semakin terdengar jelas. Setelah semakin mendekat, petugas lalu berbagi posisi untuk menutup akses keluar pelaku pembalakan.
Operasi dipimpin langsung Kasi Perlindungan Hutan Ghazali Rahman, petugas tiba-tiba kehilangan suara mesin gergaji kayu itu. “Suaranya hilang. Coba lari kita ke dalam,” ujar seorang petugas.
Saat semakin dekat, tampak sejumlah titik pembalakan kembali ditemukan. Sejumlah kayu olahan ditemukan berserakan. Sebagian besar adalah kayu ulin dan bengkirai yang terbilang langka di tahura. Diduga, pelaku pembalakan mengetahui kedatangan petugas. Mereka menyiapkan rute kabur melalui salah satu akses keluar di sebuah kebun nanas.
“Kabarnya di sini sering terjadi pembalakannya pada malam hari. Jadi, kayu ini ditaruh secara estafet di beberapa titik. Awalnya dipikul dulu, lalu dibawa dengan sepeda motor,” ungkap Kasi Perlindungan Hutan Ghazali Rahman.
Petugas pun mengumpulkan sejumlah kayu hasil pembalakan tersebut. Beberapa pohon, ditaksir berusia hingga ratusan tahun. Kayu tersebut diamankan oleh petugas. Selanjutnya, pihak UPTD Tahura melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait rantai penjualan kayu bodong tersebut. “Sayang sekali karena pelaku berhasil kabur lagi,” tambahnya.
Sebelumnya, Rabu (1/4), lokasi pembalakan juga ditemukan di kawasan tahura. Lokasi pembalakan berada berdampingan dengan jalan tol di Kilometer 50 tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Saat itu, petugas UPTD Tahura juga menemukan aktivitas pembalakan di kawasan Tahura di Kecamatan Muara Jawa. (qi/kri/k8)