Corona, Pukulan Telak Sektor Wisata

- Senin, 13 April 2020 | 11:06 WIB
MAKIN MEROSOT: Salah satu agen perjalanan wisata membawa sejumlah tamu ke kawasan wisata di Kutim. MUHAMMAD AGUSTIONO FOR KP
MAKIN MEROSOT: Salah satu agen perjalanan wisata membawa sejumlah tamu ke kawasan wisata di Kutim. MUHAMMAD AGUSTIONO FOR KP

SANGATTA-Sektor pariwisata salah satu bagian yang sangat merugi, imbas penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19). Bagi sejumlah tour guide, wabah tersebut membuat kehilangan mata pencaharian.

Untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut, sebagian besar masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk melakukan physical distancing. Salah satunya pengusaha agen travel di Kutim Muhammad Agustiono. Bak jatuh tertimpa tangga, biasanya ia jarang di rumah. Namun, saat ini dirinya tak lagi bisa memperkenalkan Kutim sembari bekerja. Terlebih anjuran pemerintah tegas untuk tetap berdiam diri di rumah.

"Saya sudah tidak punya uang lagi. Tidak ada pekerjaan dan tidak punya sampingan," katanya. Biasanya dalam satu hari, dia bisa mengumpulkan Rp 400-450 ribu sebagai tour guide. Namun, dalam kondisi di tengah pandemi corona, untuk sekadar membeli bahan bakar minyak (BBM) saja susah. "Ya sekarang begitu. Enggak bisa ngapa-ngapain, semuanya jadi serba susah," tambahnya saat ditemui harian ini (12/4).

Berupaya mencari pekerjaan tambahan saat ini sangat sulit.  Pria yang akrab disapa Tio itu sudah mencoba beralih sebagai fotografer, tapi upaya itu dirasa kurang berhasil. Melamar ke perusahaan pun dianggap bukan pilihan yang pas, mengingat usianya telah mendekati kepala tiga. "Saya coba foto prewedding atau pernikahan, tapi Covid-19 membuat semua acara ditunda. Tetap saja tidak ada pendapatan," bebernya.

Tak ayal, lelaki berambut pirang itu kerap memutar otak agar mampu bertahan hidup. Jika tidak ada pendapatan dari upaya yang dilakukannya setiap hari, ia terpaksa mencari pinjaman uang.

Sejumlah destinasi wisata yang digandrungi kini menjadi sunyi. Padahal, ia terus berupaya menggaungkan Taman Nasional Kutai di kawasan Prevab Mentoko, Pulau Birah-Birahan, maupun Pulau Miyang yang jarang dikunjungi. "Saya ingin wisata Kutim dikenal khalayak. Tempat kita itu kaya, sayang kalau masyarakat lebih memilih berlibur keluar daerah," tandasnya. Meski terkesan hanya mengenalkan tempat wisata, namun ia bangga. Pasalnya, putra Kutim masih sangat sedikit yang berempati pada kekayaan daerah.

"Saya senang menjalani profesi ini. Semoga corona cepat berlalu," harapnya.

Akibat wabah ini, kata Tio, 99 persen usaha yang telah digelutinya selama kurang lebih tiga tahun terakhir benar-benar anjlok. (*/la/dra2/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X