Kian meluasnya pandemi Covid-19 di Tanah Air turut berdampak ke kompetisi sepak bola profesional negeri. Meski direncanakan kembali bergulir pada Juni, semua sangat bergantung dengan upaya perlawanan kita terhadap virus asal Wuhan, Tiongkok, ini.
SKENARIO terburuk, bila problem Covid-19 tak kunjung teratasi, ada opsi kompetisi akan dihentikan. Membicarakan opsi tersebut membuat bulu kuduk striker Mitra Kukar Muhammad Irvan meremang. Sebab, bila itu terjadi, dia tidak bisa membayangkan nasib para pemain yang menggantungkan hidup dari profesi sebagai penggocek si kulit bundar.
“Semoga sebatas wacana. Tidak terbayangkan kalau tidak ada kompetisi. Karena tidak semua pemain punya usaha sampingan. Termasuk saya masih menjadikan sepak bola sebagai pemasukan utama,” ungkap eks Babel United tersebut.
Pun demikian dengan Hermansyah Mukhlis, pemain Mitra Kukar yang berdomisili di Loa Tebu, Kukar, itu berharap kompetisi hanya ditangguhkan sementara waktu. Meski memiliki usaha kecil-kecilan yang dibangun bersama sang ibu, pemain yang karib disapa Manca ini tetap mengandalkan sepak bola sebagai pemasukan terbesar.
“Saya ada usaha jual bawang di Sulawesi, tapi sekarang penjualannya juga susah karena corona. Jadi kalau kompetisi dibatalkan, ini akan sangar sulit bagi kami semua para pemain bola,” tutur eks PSBS Biak itu.
Sementara itu, manajemen Mitra Kukar hingga saat ini belum mengambil keputusan terkait wacana pembatalan kompetisi tersebut. “Kami masih wait and see dulu ya. Semoga semua permasalahan di negeri ini segera selesai. Kita semua merindukan tontonan sepak bola,” ujar Nor Alam, asisten manajer Naga Mekes. (don/ndy/k8)