200 Orang Jamaah Umrah dan Overstayer Dipulangkan Saudi

- Jumat, 10 April 2020 | 12:49 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA –Pemerintah Indonesia tidak menyia-nyiakan fasilitas pemulangan jamaah umrah oleh Pemerintah Arab Saudi. Ketimbang seat tidak terisi, pesawat yang tiba semalam akhirnya digunakan pula untuk pemulangan WNI overstay di sana.

Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha mengungkapkan, dalam flight yang disiapkan Pemerintah Saudi ini, ada beberapa kategori WNI yang dipulangkan. Selain jamaah umrah yang terhalang kepulangan karena kebijakan pembatasan penerbangan internasional, ada juga WNI yang overstayer sejak 1 September 2019.

”Ada juga deportan yang melakukan pelanggaran keimigrasian, dipulangkan barsama,” ujarnya kemarin (9/4).

Jhuda memastikan, seluruh WNI tersebut sudah melakukan tes kesehatan sebelum kembali ke Tanah Air. Nantinya, di bandara kedatangan, mereka juga akan kembali diperiksa oleh petugas kantor kesehatan pelabuhan (KKP). Mulai dari suhu, saturasi oksigen, hingga rapid test. ”Bagi yang tidak bergejala, diminta mengisi health alert card dan mengisolasi diri selama 14 hari. Sementara, gagi yang menunjukkan gejala akan langsung ditangani,” paparnya.

Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menambahkan, butuh waktu selama sepuluh hari untuk meyakinkan pemerintah Saudi agar diijinkan mengisi kursi penerbangan tersebut. Pasalnya, dalam nota diplomatik dari Kemenlu Saudi memang menyatakan penerbangan khusus ini hanya diperuntukkan hanya untuk para jamaah umroh. Di mana, yang mendaftar ternyata hanya 60 orang ke kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Melihat peluang tersebut, KBRI Riyadh pun berupaya melakukan lobi ke Kemenlu Arab Saudi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Haji dan Umrah, Imigrasi Arab Saudi, dan berbagai pihak agar bisa bisa menerbangkan para WNI lainnya. Khususnya, WNI yang selama 1 sampai 3 tahun berada di rumah singgah KBRI Riyadh.

”Ada sebanyak 97 orang, termasuk satu WNI yang pernah hilang selama 31 tahun,” ungkapnya. Selain itu, KBRI juga mengupayakan agar para tim petugas haji yang sedang mempersiapkan pelaksanaan ibada haji di Arab Saudi bisa dipulangkan meski visa mereka bukan visa umrah. ” Alhamdulillah, Allah telah memudahkan semuanya,” sambungnya.

Pemerintah Saudi memberikan ijin. Total lebih dari 200 orang telah dipulangkan menggunakan Pesawat Saudia Airlines kemarin. Mereka take off dari Bandara King Khalid Riyadh pukul 11.20 waktu Arab Saudi dan dijadwalkan tiba di Jakarta pada Kamis tengah malam.

Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menuturkan belum semua jamaah umrah bisa dipulangkan. Dia mengatakan di luar 58 orang jamaah umrah yang dipulangkan kemarin (9/4), masih ada empat orang yang masih berada di Arab Saudi. Keempat jamaah itu masih menjalani perawatan di rumah sakit dan belum mendapatkan surat izin layak terbang.

Endang menuturkan semua jamaah umrah yang masih menjalani perawatan itu dinyatakan negatif Covid-19. Seluruh proses pengobatan ditanggung oleh asuransi dari paket perjalanan umrah mereka. Dia juga menjelaskan kemarin pesawat yang membawa pulang mereka transit dahulu di Riyadh untuk menjemput WNI non umrah.

Sebelumnya ke-58 jamaah umrah yang dipulangkan itu berada di hotel di tiga wilayah berbeda. Sebanyak 14 orang berada di Jeddah, 38 orang di Makkah, dan ada enam lainnya di Madinah. Mereka diberangkatkan oleh 16 unit penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU).

Dalam kesempatan itu Endang mengatakan belum ada keputusan membuka Masjidilharam untuk kegiatan tawaf. ’’Belum (dibuka, Red). Lha wong semua Saudi di-lockdown 24 jam,’’ katanya. Status itu lebih ketat dibanding masa sebelumnya yang hanya dibatasi jam malam mulai pukul 15.00 sampai 06.00 waktu setempat.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hamit menuturkan telah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KPP) Bandara Soekarno-Hatta. Para jamaah nanti akan menjalani pemeriksaan suhi minimal tiga kali. Baik itu dengan alat tembak maupun thermal screening.

’’Akan dilakukan juga wawancara kesehatan menyangkut Riwayat kesehatan dan kontak fisil selama di Arab Saudi,’’ tutur dia. Termasuk jika ada keluhan demam, batuk, suhu tinggi, maupun sesak nafas. Bagi yang lolos screening bisa langsung pulang. Mereka tetap diminta untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Tetapi jika ditemukan tanda-tanda Covid-19, maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit. Sebab tidak ada fasilitas karantina bagi jamaah umrah di bandara Soekarno-Hatta. (mia/wan)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB

ORI Soroti Pembatasan Barang

Sabtu, 13 April 2024 | 14:15 WIB
X