SAMARINDA-Menekan biaya operasional saat berdagang memang kerap dilakukan para pedagang. Tentu saja hal itu demi mendapat keuntungan yang tinggi. Hal itu pun dilakukan Harley Lodewiek Leasiwal, saat hendak menjajakan pupuk ke Tenggarong.
Caranya bahkan di luar pikiran pengusaha lainnya. Yakni dengan menumpang sopir yang menumpang ke Kota Raja. Bahkan, untuk menghindari keluarnya biaya, pemuda 20 tahun itu berupaya membayar menggunakan narkoba jenis sabu.
Tentu saja, tak semua sopir hendak mengantarkan warga Jalan Damai, RT 27, Nomor 31, Kelurahan Sidodamai, Kecamatan Samarinda Ilir, itu. Terlebih, pedagang pupuk itu membawa kristal mematikan.
"Dia (Harley) ingin menumpang sama salah satu sopir dan dibayar pakai sabu, tapi sopirnya nggak mau," kata Kasat Reskoba Polresta Samarinda Kompol Raden Sigit Satrio Hutomo saat ditemui di Polresta Samarinda, Rabu (8/4).
"Akhirnya dia (Harley) bayar. Nah, sopir yang awal menolak itu yang lapor ke kami," jelas Sigit.
Harley akhirnya didapati petugas di simpang empat Ring Road Jalan Pangeran Suryanata pada pukul 10.15 Wita, Rabu (8/4). Pemuda tersebut tak bisa berkelit lantaran saat digeledah, petugas mendapati sabu seberat 0,46 gram. Walhasil, belum sempat menjajakan dagangannya, Harley mendekam di balik jeruji besi. "Ngakunya dari temannya, di Kubar, tapi dia berbelit-belit dan dari hasil tesnya juga positif (pengguna). Sopirnya juga masih kami mintai keterangan," tutup Sigit. (*/dad/dns/k8)