Tanpa Ziarah ke Makam, Umat Konghucu Tetap Berdoa untuk Leluhur

- Kamis, 9 April 2020 | 13:50 WIB

Setiap April di Indonesia, warga keturunan Tionghoa melaksanakan Qingming atau Cheng Beng. Ritual ziarah dan bersembahyang di makam leluhur. Namun, tahun ini suasananya terasa berbeda. Dampak pandemi corona.

 

M RIDHUAN, Balikpapan

 

PUNCAK perayaan Festival Qingming atau Cheng Beng umumnya terjadi di 5 atau 4 April setiap tahunnya. Di kalender Imlek, pada hari ke-104 setelah titik balik matahari pada musim dingin atau hari ke-15 pada hari persamaan panjang siang dan malam pada musim semi. “Pelaksanaannya dua pekan. Seminggu sebelum 5 April hingga seminggu setelahnya,” jelas Akin Sudartha, wakil ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) Balikpapan.

Cheng Beng disebutnya sebagai ritual paling sakral. Bahkan jika keturunan tersebut berada jauh di luar negeri, harus diusahakan pulang atau mudik demi bisa berdoa langsung di pemakaman.

Membersihkan dan merawat bangunan makam. Itu sebagai bukti bakti jasa anak kepada orangtua atau leluhur mereka yang sudah meninggal. Membuat pemakaman akan dipadati peziarah. “Itu lebih sakral dari perkawinan. Momen itu juga dijadikan waktu yang tepat untuk berkumpul dengan semua anggota keluarga,” sebut Akin.

Akin yang juga ketua bidang pemakaman dan sosial itu menyebut, dalam situasi pandemi Covid-19 ini, pelaksanaan Cheng Beng terpaksa harus dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Menaati surat edaran terkait pengetatan sosial dan anjuran pemerintah melakukan social distancing, warga pun diminta bersembahyang dari rumah. “Pun yang harus ke makam juga dibatasi,” sebutnya.

Arahan kepada warga keturunan Tionghoa sudah dilakukan Makin Balikpapan. Bagi yang dalam kondisi mendesak harus ke makam, maka dilakukan pembatasan. Sebaiknya hanya dua sampai tiga orang saja. Pun dalam berdoa menjaga jarak sesuai arahan pemerintah. “Saya sudah beri pengarahan ke penjaga makam yang merupakan penduduk sekitar,” katanya.

Dalam pelaksanaannya hingga puncak Cheng Beng, dia melihat warga khususnya umat Konghucu sudah taat terhadap imbauan pemerintah. Baik pusat maupun daerah. Sembahyang di rumah menjadi keutamaan.

“Bagaimanapun dalam situasi seperti ini, berdoa di rumah sama nilainya. Orangtua dan leluhur kita akan mengerti. Jangan sampai melakukan Cheng Beng, tapi keturunannya menjadi korban,” ujarnya.

Dari rumah, doa kepada orangtua dan leluhur oleh anak menjadi tanda laku bakti anak manusia. Yang senantiasa ingat budi asal-usulnya. Setiap anak ada melalui orangtua. “Berkat perjuangan dan jerih payah orangtua, anak bisa besar dan hidup layak,” sebutnya.

Lewat Qingming pula, setiap anak akan merenung. Betapa selama hidup, orangtua tidak pernah meminta balas jasa. Tapi sebagai insan berbudi, membayarnya meski tak ditagih menjadi kewajiban. Bukan dengan gelar, pangkat, jabatan dan harta. “Tapi dengan memelihara nama baik keluarga,” ujarnya.

Nasihat Sang Maha Guru Berlaksa Zaman. Junjung dan hormati orangtua seribu kali. Maka sejuta kali anak harus membayarnya. Karena pelajaran paling berharga adalah teladan. Jadi tanpa ke makam leluhur pun, bukan menjadi kendala dalam menghadapi pandemi corona ini. “Kita semua berada dalam kesatuan energi. Hati dan pikiran kita pemegang kendali,” katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X