Ini Dia..!! 37 Sikap Blunder Pemerintah terkait Covid-19

- Rabu, 8 April 2020 | 14:23 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA– Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) merilis penelitian terkait komunikasi politik pemerintah selama menghadapi pandemi Covid-19. Hasilnya, pemerintah dinilai banyak melakukan blunder dan menjadi polemik di masyarakat.

Direktur LP3ES Wijayanto menyampaikan sedikitnya ada 37 pernyataan pemerintah yang memicu kontroversi. Itu terhitung selama kurun waktu 1 Januari hingga 5 April. "Banyak pernyataan yang

memicu kepanikan bahkan ketidakpercayaan publik," kata Wijayanto kepada Jawa Pos, (7/4). LP3ES membagi penelitian menjadi tiga fase. Fase pra krisis, misalnya tercatat ada 13 kekeliruan pemerintah yang disampaikan melalui media. Adapun fase awal krisis tercatat 4 blunder dan fase krisis sebanyak 20 kekeliruan.

Pada fase pra krisis, pemerintahan kabinet Jokowi-Ma'ruf terkesan tidak siap menghadapi wabah virus korona. Bahkan menolak kemungkinan Indonesia terjangkit Covid-19. "Dari pernyataan para pejabat, jelas sekali pemerintah tidak serius dan meremehkan," ujar Wijayanto.

Itu terekam melalui pernyataan Presiden Jokowi, Wapres KH Ma'ruf Amin dan sejumlah pembantunya. Seperti Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, Menko Polhukam Mahfud MD, Kepala BNPB Doni Monardo hingga Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yudianto.

Pada fase pra krisis, misalnya. Saat itu Tiongkok dan sejumlah negara di Eropa mulai memberlakukan lockdown dan social distancing untuk mencegah penyebaran virus. Namun pemerintah Indonesia masih merespon santai. Bahkan pemerintah meminta perusahaan maskapai memberi insentif untuk wisatawan asing.

Pemerintah pun sudah diingatkan oleh sejumlah lembaga internasional untuk memberi respon cepat. Termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang meragukan klaim pemerintah bahwa kasus Covid-19 masih nihil. Universitas Harvard juga meminta Indonesia waspada karena bisa jadi penyebaran virus tidak terdeteksi. "Tapi lagi-lagi sampai akhir Februari pemerintah seperti tidak serius," jelas peraih doktor dari Universitas Leiden, Belanda, itu.

Akibatnya, masyarakat gagal menyiapkan diri untuk menghadapi wabah virus. Padahal persebaran virus terus terjadi.

Pada fase krisis muncul sejumlah pernyataan yang membuat polemik di masyarakat. Salah satunya pernyataan Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yudianto seperti menyudutkan masyarakat miskin sebagai biang menyebarkan virus ke orang kaya. "Mungkin dia tidak sengaja. Tetapi apapun itu sangat mengganggu," paparnya.

Wijayanto mengungkapkan blunder yang terus terjadi membuat kepercayaan publik terhadap pemerintah menjadi turun. Dia menyarankan supaya pemerintah lebih transaparan dan konsisten dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.

"Pemerintah harus lebih serius. Hanya dengan kepercayaan dan dukungan publik Indonesia bisa lepas dari bencana ini," tegasnya. (mar)

 

Blunder Komunikasi Politik Pemerintah hadapi Covid-19:

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X