Ajax Harus Playoff Versus AZ

- Selasa, 7 April 2020 | 13:07 WIB
Ajax dan AZ mengantongi nilai yang sama.
Ajax dan AZ mengantongi nilai yang sama.

AMSTERDAM– Eredivisie satu-satunya kompetisi domestik top Eropa yang kedua klub penghuni papan atasnya mengantongi nilai sama. Ajax Amsterdam dan AZ Alkmaar. Ajax bisa bertengger di puncak karena produktivitas golnya. Sementara, AZ unggul head to head dari de Godenzonen, julukan Ajax.

Nah, akankah Ajax bakal langsung ditetapkan sebagai kampiun begitu Eredivisie musim ini tak bisa dilanjutkan? Gagasan yang bagus disodorkan mantan bomber Feyenoord Rotterdam, Pierre van Hooijdonk. ’’Ajax tak bisa disebut sebagai juara. Perlu ada playoff menghadapi AZ,’’ ucap Hooijdonk, dalam program YouTube Studio Football Live.

Van Hooijdonk menolak jika idenya ini karena dia berlatar belakang dari Feyenoord, tim yang berseberangan dengan Ajax. Menurutnya, playoff juara solusi yang adil bagi Ajax, AZ, dan sepak bola Belanda. ’’Aku sudah bicara dengan beberapa teman. Mereka berkata: Ajax memiliki selisih gol yang lebih baik. Itu penting,’’ tuturnya.

’’Tidak. Tunggu sebentar. Bukannya selisih gol diperhitungkan setelah kompetisi sudah menuntaskan 34 laga? Karena poinnya sudah poin final. Ini (menetapkan juara sebelum 34 laga) tidak adil,’’ sambung Van Hooijdonk yang kini jadi pandit di NOS TV itu. Ya, Eredivisie musim ini baru berjalan 25 Speeldag (pekan). Artinya, masih ada sembilan laga lagi yang harus dijalani.

Aturan di Eredivisie memang menggunakan produktivitas gol sebagai penentu peringkat jika ada lebih dari satu klub yang memiliki poin sama. Bukan head to head. Masalahnya, apabila dari head to head, jelas AZ-lah yang memenangi musim ini. ’’Untuk posisi ketiga dan seterusnya baru bisa memakai hasil sekarang,’’ sebut Pemain Terbaik Belanda 2001 – 2002 itu.

Seperti diketahui, Ajax dengan AZ dan PSV Eindhoven pro untuk menyudahi musim ini. Faktor kemanusiaan karena pandemi Covid-19 di Negeri Kincir Angin itu yang makin meningkat dan berbuntut ketidakjelasan Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) dalam menentukan pilihan di balik sisa musim ini jadi alasannya.

Meski begitu, Louis van Gaal yang karirnya sebagai pemain dan pelatih dibesarkan Ajax, malah tak terima dengan sikap mantan klubnya tersebut. Dalam wawancara kepada surat kabar Algemeen Dagbald, Van Gaal menuding pihak Ajax memanfaatkan krisis korona ini cuma untuk kepentingannya sendiri.

’’Apabila virus korona sudah dikalahkan, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menyelesaikan kompetisi. Olahraga didesain untuk mendapatkan pemenang. Tak bisa hanya dari 25 laga, lalu berkata Ajax juara,’’ kecam tacticus yang pernah membawa Ajax juara Eredivisie di tiga musim beruntun 1993 – 1995 lalu itu. (ren)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X