MANCHESTER– Sudah ada empat tim Premier League yang merumahkan staf non kepelatihan dengan alasan rasionalisasi keuangan klub saat pandemi Covid-19. Pertama Newcastle United, disusul Norwich City, Tottenham Hotspur, dan Liverpool.
Penghentian sementara gaji yang dilakukan Spurs dan Liverpool tersebut mendapat hujatan banyak pihak. Apalagi kedua tim finalis Liga Champions musim lalu itu pada awal tahun ini dilaporkan mendapat keuntungan GBP 150 juta (Rp 3,02 triliun).
Nah, jika dua dari tim enam besar memilih menghentikan sementara penggajian kepada staf non kepelatihan, juara bertahan Manchester City melakukan hal yang sebaliknya. The Citizens menegaskan tak akan ada penghentian sementara para staf non kepelatihan.
Seperti diberitakan Manchester Evening News (MEN) kemarin (6/4) Chief Operating Officer (COO) City Omar Berrada memastikan mereka tetap memenuhi hak para staf non kepelatihan periode April dan seterusnya.
“Kami mengkonfirmasi setelah keputusan yang diambil dewan dan chairman klub pekan lalu, Manchester City tak akan mengambil skema kebijakan penggajian yang diterapkan pemerintah Inggris,” kata Berrada.
Selama pandemi Covid-19 ini, pemerintah Inggris membuat skema rasionalisasi gaji pada perusahaan-perusahaan yang ada di Inggris ini. Yakni pemerintah akan memenuhi 80 persen gaji karyawan yang diberhentikan perusahaannya. Berrada mengatakan 463 staf non kepelatihan mereka akan bekerja secara normal bulan ini.
“Kami berkomitmen melindungi para orang-orang kam, pekerjaan mereka, dan pada saat yang bersamaan kami akan melakukan apapun untuk melindungi komunitas kami pada waktu yang sangat menantang buat semuanya ini,’ ujar Berrada.
November lalu City dilaporkan menjadi tim dengan pemasukan terbesar diantara tim-tim Premier League. City secara total musim 2018-2019 menambah GBP 535,2 juta (Rp 10,81 trilliun) ke kasnya.
Seperti dilaporkan BBC pemasukan terbesar City didapatkan dari kerjasama dengan apparel anyar mereka Puma. Yaitu sebesar GBP 45 juta (Rp 908,93 miliar).
Chairman City Khaldoon Al-Mubarak kepada BBC berkembang pesatnya City dan kestabilan pemasukan City tak hanya dikerjakan dalam semalam. Melainkan hampir kurang lebih sedekade.
“Organisasi ini telah pada level yang matang sehingga kami bisa merencanakan sebuah masa depan yang berkelanjutan. Tak hanya program setahun ataupun dua tahun, melainkan berdekade ke depan,” tutur Al-Mubarak.
Sementara itu, tetangga City, yakni Manchester United, meski belum menyatakan secara terang-terangan tak akan melakukan skema pemotongan gaji, namun sumber internal United kepada Daily Mail memastikan semua staf non kepelatihan akan tetap sejahtera.
“Bahkan ketika nantinya pertandingan dilangsungkan dengan tertutup, maka kami akan tetap menggaji para staf yang bertugas di hari pertandingan dengan gaji normal. Itu komitmen kami,” tutur sumber itu.
Daily Mail pun menuliskan jika benar-benar pandemi Covid-19 ini membuat United harus melnjutkan laga secara tertutup alias tanpa penonton, United berkomitmen mengembalikan tiket kandang pada pemegang tiket terusan. (dra)