Tinggalkan Dunia Perbankan demi Roti Maryam

- Selasa, 7 April 2020 | 12:09 WIB
Owner Dapur Salman Izzatul Husna
Owner Dapur Salman Izzatul Husna

MESKI hampir semua orang bisa membuat sendiri, roti maryam ternyata tetap memiliki peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Seperti yang dilakukan Dapur Salman. Usaha yang sudah dijalankan lima tahun terakhir ini pun peminatnya terus bertambah. Inovasi yang dilakukan serta penguatan cita rasa menjadi salah satu kunci sukses.

Owner Dapur Salman Izzatul Husna mengatakan, saat ini orderan semakin meningkat meski beberapa usaha lain penjualannya menurun akibat penyebaran virus corona. Dia menduga, adanya pergeseran perilaku konsumen yang lebih banyak berbelanja secara online daripada offline menjadi salah satu penyebabnya.

“Alhamdulillah kalau di usaha saya meningkat sekitar 40-50 persen, mungkin karena jenis makanan yang dijual juga,” ujarnya, Minggu (5/4). Lulusan Teknik Industri ini mengungkapkan, setiap harinya sebanyak 30 pack roti maryam terjual. Dalam satu pack-nya terdiri dari 10 pcs dengan harga Rp 40 ribu.

Izzatul mengungkapkan, sebelum memulai usaha dirinya bekerja di salah satu bank. Namun dia memutuskan untuk berhenti dengan memulai usaha. Dia tertarik ke roti maryam karena setiap acara keluarga merasakan rasa yang berbeda pada kudapan tersebut. Akhirnya ia berinisiatif untuk membuat dan membagikan rasa roti maryam yang ia peroleh dari resep sang nenek.

“Menurut pelanggan yang sudah sering beli, rasa dari roti maryam saya berbeda. Jika biasanya rasa tepung lebih dominan, namun karena saya homemade saya berkomitmen apa yang dirasakan orang rumah, itu juga yang pembeli harus rasain,” tuturnya.

Berawal dari menjual per porsi karena peminat masih sedikit, saat ini ia mampu menjual roti maryam dalam bentuk frozen dengan dibantu dua karyawannya. “Biasanya dalam sehari kami memproduksi 30 pack roti maryam dan selalu habis. Produk yang kami jual dalam bentuk frozen mampu bertahan hingga tiga bulan,” ucapnya.

Saat ini, produk buatannya juga sering dijadikan oleh-oleh dan telah dikirim ke beberapa daerah bahkan luar negeri. “Konsumen kita ada yang dari Korea dan Amerika. Ada juga bawa selama umroh. Untuk mengolahnya sangat simpel. Roti dengan bahan setengah matang langsung dibekukan, jadi bisa dipanaskan menggunakan microwave. Cukup simple dan tahan lama, tanpa berubah rasa,” ungkapnya.

Selain itu, produk unggulan lainnya yang juga sangat diminati ialah olahan teh dengan sebutan teh Salman yang berasal dari nama sang datu bernama Salman. Rasa teh yang dimodifikasi dari teh jadul yang sering disebut teh helam, biasa dinikmati suku Banjar. “Saya modifikasi sedikit, kalau teh helam manis, kita kurangi rasa manis dan tambahkan beberapa rasa jadilah Salman Tea,” terangnya.

Ia menambahkan, varian lainnya juga ada crispy almond dan ragout ibu mertua. “Dinamakan ragut ibu mertua karena ini ibu mertua saya yang bikin. Karena beliau sudah pensiun jadi mengisi kekosongan waktu membuat ragout dan kita jualkan. Ragout sendiri semacam risol dengan isian sayur, ayam, bengkoang dan beberapa bahan lain,” tambahnya.

Dia mengingatkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mempelajari pola perilaku konsumen. Seperti Salman Tea, dia melihat ada sebuah toko yang dulunya menjadi andalan namun sekarang sepi. Pihaknya justru memilih toko tersebut menjadi reseller, yang harapannya dengan adanya Salman Tea berpengaruh pada bisnisnya.

Dia berharap para pelaku UMKM yang mampu bertahan juga bisa saling dukung. “Sebagai pebisnis kita harus siap dihadapkan dengan untuk dan rugi. Mungkin saja kita telah berjalan selama 10 bulan dan mengalami kerugian 3 bulan. Menurut saya tidak begitu masalah, tinggal bagaimana kita mempelajari pola perilaku konsumen,” jelasnya.

Selain itu ia berinisiatif untuk memunculkan sebuah produk, yaitu pembelian kaos yang hasilnya akan didonasikan melalui komunitas Peduli Samarinda. “Kegiatan ini sudah berjalan dua pekan lebih. Tujuannya member dukungan kepada mereka yang masih harus bekerja di lapangan, seperti ojol dan pekerja harian. Juga tenaga medis yang kekurangan seperti alat pelindung diri,” pungkasnya. (*/ain/ndu/k18)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X