Psikosomatik, Tangan Gemetar Jadi Pertanda Awal

- Senin, 6 April 2020 | 12:12 WIB
BERAGAM: Psikosomatik menimbulkan banyak gejala sesuai kondisi setiap orang. Namun, kebanyakan berupa keluhan seperti jantung berdebar, sesak napas, mual, dan muntah.
BERAGAM: Psikosomatik menimbulkan banyak gejala sesuai kondisi setiap orang. Namun, kebanyakan berupa keluhan seperti jantung berdebar, sesak napas, mual, dan muntah.

BEREDARNYA berita penyebaran virus corona sudah sampai di Kota Tepian layaknya mimpi buruk bagi Nurul Fatimah. Amat besar keinginannya agar terlindungi dari terjangkitnya virus itu. Dirinya pun selalu berusaha mengikuti pemberitaan baik di surat kabar, media sosial, maupun televisi.

Disambangi tengah pekan lalu, Nurul akui, keinginan yang awalnya bentuk kewaspadaan untuk memproteksi diri berubah menjadi rasa takut. Merasa dirinya adalah orang yang pasti akan terjangkit.

“Takut luar biasa, tapi anehnya saya tetap ikuti setiap berita yang ada. Waktu Maret lalu, Gubernur Kaltim Pak Isran Noor mengumumkan ada yang positif di Samarinda, jujur tubuh saya langsung keringat dingin. Jantung berdetak lebih perlahan, saya benar-benar takut,” keluhnya kepada awak Kaltim Post.

Ketakutan tersebut kian menjadi tatkala mengetahui rentan usia yang berisiko terpapar. Nurul sudah memasuki kepala lima. Baginya hal ini akan membuatnya semakin berisiko jika tak berhati-hati. Rasa waspada terlalu berlebihan itu tak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga berlaku untuk sang suami, Iskandar Rama dan ketiga anaknya. Rama  sempat kewalahan mengikuti aturan sang istri yang berdalih agar terhindar dari virus.

“Kami disuruh konsumsi jamu yang terbuat dari kunyit dan temulawak. Ya bagus, saya juga enggak menolak karena juga baik untuk stamina. Namun, ada yang aneh dari sikapnya. Kalau sehari saja enggak minum jamu, dia mengamuk hingga tangannya bergetar dan sering mengeluh badannya demam. Padahal biasa saja,” tutur sang suami.

Sepekan terakhir, Rama menuturkan kerap bercekcok dengan Nurul hanya masalah lupa minum jamu. Respons sang istri yang berlebihan membuat khawatir hingga Rama menghubungi psikiater untuk menanyakan kondisi sang istri.

“Saya kenal psikiater Jaya Mualimin, langsung saya hubungi dan diminta untuk datang ke Rumah Sakit Jiwa Atma Husada, Kamis (26/3). Agar istri bisa nurut ikut ke sana juga harus dibujuk. Awalnya enggak mau karena dikira sakit jiwa,” tambahnya.

Benar saja, seusai diperiksa, Nurul memiliki gejala mirip psikosomatik. Hingga kini dirinya masih dalam perawatan, agar bisa kembali tenang dan setidaknya mampu mengelola emosi agar tak meledak-ledak kembali.

“Sepemahaman saya, psikiater melakukan terapi pola pikir dan perilaku dengan melatih kembali respons saya terhadap situasi yang berat. Ya, dilihatkan kembali beberapa berita virus yang menurut saya amat menyeramkan, tapi dilatih untuk menanggapi dalam kondisi tenang,” info Nurul.

Diwawancarai terpisah, Elda membenarkan bahwa pemberitaan mengenai virus corona memang memberikan dampak buruk jika seseorang tak cukup bijak menanggapi. Hal yang dilakukan Nurul dan Rama juga sudah sesuai dengan saran Elda, langsung datang kepada psikolog atau psikiater agar bisa ditangani cepat dan tepat.

Hal itu amat disarankan dibanding diagnosis sendiri. Sebab, ada beberapa hal yang mungkin tak bisa dideteksi oleh orang yang tak berkompeten di bidangnya. Yakni, perihal emosi. “Gangguan ini erat kaitannya dengan gangguan afektif dan kognitif seseorang. Hal ini dapat juga dijelaskan dengan teori model stres dari Hans Selye. Diungkapkan, ada tiga fase stres yaitu fase alarm, fase penolakan, dan kelelahan. Ada baiknya langsung datang kepada yang ahli dari pada menerka-nerka sendiri,” saran Elda.

Dia menyarankan agar perbanyak berpikir positif, syukuri kejadian yang Anda dapatkan hari ini walau kecil itu sangatlah berarti. Ceritakan apa yang dirasakan saat ini kepada orang terdekat atau orang yang dipercaya. Jangan anggap remeh psikosomatik karena bisa berdampak pada keluhan-keluhan fisik. (*/nul/rdm2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X