Pahami Target dan Buat Jadwal Kegiatan

- Senin, 6 April 2020 | 12:07 WIB
PAHAMI: Tiap materi yang diberikan guru, pastikan orangtua sampaikan ke anak. Sesuaikan dengan target dari sekolah. Jangan menaruh ekspektasi tinggi atau anak akan tertekan menjalani.
PAHAMI: Tiap materi yang diberikan guru, pastikan orangtua sampaikan ke anak. Sesuaikan dengan target dari sekolah. Jangan menaruh ekspektasi tinggi atau anak akan tertekan menjalani.

SELAMA belajar online masih berlangsung, orangtua dan pihak sekolah harus menjalani komunikasi yang baik. Terlebih, setiap tugas yang akan diberikan pasti disampaikan melalui orangtua dulu. Sampai akhirnya dikerjakan anak. Menurut Wahyu Nhira Utami, psikolog klinis, penting untuk orangtua mengetahui target pembelajaran yang ingin dicapai pihak sekolah.

Dengan demikian, orangtua tak sembarangan menaruh target tinggi pada anak. Perlu menyesuaikan. Beberapa persoalan yakni orangtua yang kurang lihai alias gagap teknologi. Sebenarnya, hal itu masih bisa diatasi. Orangtua bisa mencari bantuan dari siapa pun. Jangan menjadi alasan dan penghalang membimbing anak belajar. Selain itu, orangtua tak perlu bingung dalam menentukan waktu. Jam normal seperti di sekolah masih bisa diterapkan. Jika ingin ada perubahan, bisa ajak anak berdiskusi dan susun jadwal baru.

“Ajak anak untuk terlibat di situ. Bisa juga misal ada tugas baru yang diberi gurunya, jadikan itu tantangan untuk anak. Biarkan anak pilih dia mau tantangan yang mana dulu. Tetap belajar tapi caranya tetap asyik,” jelas Nhira.

Jangan terlalu memforsir tenaga anak untuk terus belajar sepanjang hari. Pada jadwal yang sudah dibuat, tentukan waktu istirahatnya. Misalnya, anak boleh menonton televisi atau bermain gim. Memberi anak kesempatan memilih opsi yang lain juga banyak. Orangtua harus memantau. Mengizinkannya atau tidak. Melalui hal tersebut, anak akan belajar mandiri dan tahu bahwa semua keinginannya tak selalu bisa dipenuhi.

Nhira menjelaskan cara membimbing untuk anak-anak usia TK. Menurutnya, usia tersebut adalah masa anak mulai belajar besosialisasi dengan orang lain dan mematangkan aspek-aspek perkembangan. Mereka pun harus tetap dibuatkan jadwal seperti anak SD meski belum memungkinkan menjalani diskusi. Nah, orangtua mengambil alih itu tapi harus tetap menyesuaikan dengan kemampuan dan hal-hal yang disukai si anak.

Misal, setelah bangun tidur dan sarapan, orangtua mengajak anak menggerakkan tubuh seperti peregangan atau menari dengan musik. Itu salah satu hal demi mengembangkan aspek motorik. Setelah itu, ajak anak berkegiatan bersama seperti membaca buku, menyusun puzzle, atau mewarnai.

“Jadwalnya jelas, tidak mungkin terlalu ketat seperti mereka yang sudah sekolah dan ada tuntutan belajar lebih. TK itu masih bermain. Usahakan juga orangtua membuat kegiatan yang variatif agar anak tidak bosan,” beber Nhira.

Selama target harian anak dalam sehari bisa terpenuhi, itu sudah cukup. Terkait urutan kegiatan, itu sangat fleksibel dan bisa diatur sesuai kebutuhan. Sebab, situasi belajar di rumah dan di sekolah sangat berbeda. Semakin santai anak di rumah selama masa karantina, makin banyak manfaat positif yang bisa dia dapat untuk dirinya sendiri dan orangtua.

Seperti yang diceritakan Ertisa Erniawati atau Tisa. Memiliki anak yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar. Sistem belajar online terpusat di grup WhatsApp (WA) kelas. Wali kelas mengomunikasikan informasi apapun dari sekolah sekaligus mengingatkan perihal tugas. Wali kelas kerap meminta orangtua untuk memfoto tugas yang sudah dikerjakan anak. Kemudian, langsung diberi nilai. Terbaru, anaknya diminta membacakan dongeng lalu direkam menjadi video dan dikirim ke guru. (*/ysm/rdm/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X