BONTANG –– Menangani wabah corona serta dampaknya, Maret lalu Pemerintah Pusat sudah menerbitkan surat PMK No 19/2020 tentang Penyaluran Dana APBD dalam Rangka Penanggulangan Corona. Sejurus langkah tersebut, Pemkot Bontang langsung menargetkan dana penanggulangan corona Rp 50 miliar.
Sayangnya, setelah diotak-atik, dari hasil pergeseran anggaran barang dan jasa serta dana perjalanan dinas selama tiga bulan, angkanya belum mencapai Rp 50 M.
Wali Kota Neni Moerniaeni menegaskan pergeseran anggaran ini tak memengaruhi proyek pembangunan yang bersumber dari duit daerah.
Pergeseran duit hanya dilakukan pada kegiatan yang dianggap belum prioritas. "Kayak pengadaan alat tulis kantor (ATK) pemkot dan ada beberapa lagi," katanya, Sabtu (4/4) lalu.
Dana Rp 50 M yang ditargetkan awal merupakan hasil include dari dana pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020. Lantaran, belum menuai hasil akhir pembahasan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) dana sebanyak Rp 20 M untuk pilkada belum dapat digeser.
Saat ini, kata Neni, duit penanggulangan wabah asal Wuhan, Tiongkok telah mencapai Rp 43 Miliar. Dia menerangkan, duit tersebut akan terus bertambah. Pasalnya, perhitungan dana yang digeser terus berjalan. "Anggaran ATK itu kalau diakumulasikan jadi banyak juga," tambahnya.
Anggaran tersebut, akan digunakan untuk pemulihan ekonomi, subsidi air gratis dan bantuan kesejahteraan sosial. Terkait pembangunan dan pengadaan yang masih berjalan. Neni menggarisbawahi, pembayaran kemungkinan akan mengalami penundaan. Pasalnya, duitnya masih ada di pusat.
"Jadi harus menunggu dikirim (pemerintah pusat)," tuturnya. (*/eza/far/k18)