WASHINGTON – Status sebagai episentrum baru pandemi Covid-19 makin melekat pada Amerika Serikat. Bahkan, Gedung Putih memprediksi keadaan bakal terus memburuk pekan ini. Pada saat yang sama, Presiden AS Donald Trump justru ingin melonggarkan kebijakan yang menjadi kunci penangkal persebaran virus SARS-CoV-2.
Deborah Birx, koordinator penanganan virus corona Gedung Putih, menyebutkan bahwa kematian akibat virus corona pada Sabtu (4/4) mencapai 1.344 jiwa. Dengan demikian, hingga Minggu (5/4) pagi, total korban tewas menjadi 8.503 jiwa. John Hopkins University melaporkan, total pasien yang positif sudah mencetak rekor baru: 312 ribu!
’’Dua pekan mendatang akan menjadi masa paling penting. Ini adalah saat di mana Anda tak pergi ke toko serbaguna atau apotek,’’ ungkapnya sebagaimana dilansir CNN.
Kepala National Institute for Allergy and Infectious Disease Anthony Fauci mengatakan, kebijakan social distancing merupakan kunci paling penting. Kebijakan itu terbukti berhasil di Negara Bagian Washington. ’’Minggu ini mungkin terasa seperti peristiwa 9/11. Tapi, rakyat AS harus ingat bahwa pasti ada cahaya di ujung terowongan,’’ ujar Wakil Admiral Jerome Adams kepada Fox News.
Pernyataan senada diungkapkan Donald Trump. Secara terang-terangan dia menyebutkan bahwa kabar duka bakal muncul dari berbagai tempat. Karena itu, dia meminta warganya tegar.
Namun, taipan 73 tahun tersebut tak setuju dengan saran bawahannya. Dia seakan mengabaikan ajakan untuk mengetatkan social distancing. ’’Saya berbicara dengan komisioner dari berbagai cabang olahraga. Masyarakat ingin kembali melihat basket, bisbol, sofbol, dan hoki,’’ jelasnya menurut ABC.
Trump juga mewacanakan untuk melonggarkan kebijakan lockdown menjelang Paskah. Dia mengaku sedang mencari solusi agar gereja tetap melaksanakan ibadah Minggu Palma. Juga ingin masyarakat merayakan Paskah dengan meriah. ’’Seperti yang saya selalu katakan, jangan sampai obat malah membuat dampak lebih buruk daripada sakit itu sendiri,’’ tegasnya kepada BBC.
Sebagai pebisnis, Trump tak ingin bisnis dan industri negara terus lumpuh. Karena itu, dia terus berusaha melonggarkan kebijakan penanggulangan persebaran virus korona dan mempercepat penemuan vaksin. ’’Negara ini tak dirancang untuk ditutup. Pikirkan, kita sedang membayar orang untuk tak pergi bekerja,’’ paparnya. (bil/c17/fal)