Jatuhnya Harga Minyak Dunia, Hubungan Rusia-Saudi Memanas

- Minggu, 5 April 2020 | 14:35 WIB
GARA-GARA MINYAK: Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman Al-Saud dan Menteri Energi Rusia Alexander Novak pada pertemuan OPEC di Wina, Austria, 6 Desember 2019 lalu. Leonhard Foeger/reuters
GARA-GARA MINYAK: Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman Al-Saud dan Menteri Energi Rusia Alexander Novak pada pertemuan OPEC di Wina, Austria, 6 Desember 2019 lalu. Leonhard Foeger/reuters

DUBAI – Rencana pertemuan negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan Rusia pekan depan berantakan. Sebab, pertikaian Rusia dan Arab Saudi kian panas. Keduanya saling tuding terkait siapa yang harus disalahkan atas jatuhnya harga minyak dunia.

Bahkan tekanan Donald Trump tak mampu meredakan ketegangan. Sejatinya, pertemuan itu dibuat untuk membahas rencana menstabilkan pasar minyak global.

OPEC sedang membatasi produksi minyak yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pembatasan sekitar 10 persen dari pasokan dunia, atau 10 juta barel per hari.

Harga minyak mencapai titik terendah dalam 18 tahun pada 30 Maret lalu. Disebabkan penurunan permintaan karena lockdown oleh sejumlah negara yang sedang mengatasi pandemi Covid-19.

Amerika Serikat belum membuat komitmen untuk bergabung dengan upaya pembatasan produksi tersebut. Jadi, Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat lalu, menyalahkan Arab Saudi atas jatuhnya harga minyak. Hal itu memicu respons dari Saudi.

Putin, pada sesi konferensi video dengan pejabat pemerintah dan kepala produsen minyak utama Rusia pada Jumat lalu, mengatakan bahwa alasan pertama penurunan harga adalah dampak virus corona yang membuat turunnya permintaan.

"Alasan kedua di balik jatuhnya harga adalah penarikan mitra kami dari Arab Saudi,” kata Putin.

Tiga sumber OPEC yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan, pertemuan virtual darurat yang direncanakan untuk Senin besok itu kemungkinan ditunda hingga 8 atau 9 April. Agar kedua negara punya lebih banyak waktu untuk bernegosiasi.

Kendati begitu, sumber tersebut menyampaikan, sebenarnya suasananya masih positif, meski belum ada rancangan kesepakatan atau perincian yang akan digunakan untuk mengurangi pasokan.

"Masalah pertama adalah bahwa kita harus memotong dari tingkat produksi saat ini sekarang, bukan untuk kembali ke tingkat sebelum krisis," kata salah satu sumber OPEC. "Masalah kedua adalah orang Amerika, mereka harus berperan," sambung dia. Amerika saat ini memang belum ikut dalam kesepakatan pembatasan produksi.

Kamus lalu, Trump memang berharap Rusia dan Saudi mengumumkan pengurangan produksi mereka. Amerika bukan bagian dari OPEC. Ide membatasi produksi Amerika dipandang mustahil. Paling tidak, karena Undang-Undang Antimonopoli AS.

Namun, kehancuran minyak telah mendorong regulator di Texas, jantung produksi minyak AS, untuk mempertimbangkan pengaturan output untuk pertama kalinya dalam 50 tahun terakhir. Sekretaris Energi AS Dan Brouillette tidak menyebutkan kemungkinan pengurangan produksi mereka.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, dia mengerti bahwa Amerika memiliki batasan hukum untuk pengurangan produksi. Namun, itu harus tetap fleksibel.

Badan Energi Internasional memperingatkan pada hari Jumat bahwa pengurangan 10 juta barel per hari tidak akan cukup untuk menghadapi penurunan besar dalam permintaan minyak. Bahkan dengan pemotongan seperti itu, persediaan akan meningkat 15 juta barel per hari di kuartal kedua. (reuters/dwi/k16)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X