Pemungutan Suara Bisa lewat Pos

- Minggu, 5 April 2020 | 14:30 WIB
Andrzej Duda
Andrzej Duda

----foto muha Andrzej Duda

 

Pemungutan Suara Bisa lewat Pos

WARSAWA – Pemilihan presiden Polandia digelar bulan depan. Di tengah pandemi Covid-19, terjadi perpecahan koalisi pemerintah terkait pemilu tersebut. Namun, Presiden Andrzej Duda menawarkan solusi; pemungutan suara dilakukan melalui pos.

Partai Hukum dan Keadilan Nasionalis (PiS) tetap menginginkan pemilihan dilakukan pada 10 Mei meski terjadi pandemi. Mereka mengusulkan undang-undang untuk memperkenalkan surat suara pengganti pemungutan suara fisik.

Namun, mitra koalisi yang lebih liberal, Accord, tetap menyebutkan bahwa tidak realistis melanjutkan pemilihan. Mereka mengusulkan penundaan selama dua tahun.

"Solusi ini (pemungutan suara melalui pos) digunakan beberapa hari lalu di Jerman," kata Duda, kepada surat kabar harian Katolik Nasz Dziennik, merespons tuntutan penundaan itu.

"Kami juga dapat memperkenalkan ide ini di sini. Pemilihan pos akan menjadi sesuatu yang baru di Polandia, tetapi situasinya tidak biasa,” lanjut dia.

Apakah pemilihan akan tetap dilakukan 10 Mei? Duda mengatakan, pemilu mestinya diselenggarakan saat situasi sudah aman.

Partai PiS telah mengganti kepala kantor pos yang lama karena akan menjadi wakil menteri pertahanan. Mereka mengangkat pejabat baru; Tomasz Zdzikot. Harian Polandia Rzeczpospolita menulis bahwa PiS menginginkan seorang pejabat tepercaya sebagai kepala kantor pos saat yang kritis.

Polandia telah memberlakukan pembatasan besar-besaran terhadap kehidupan publik untuk menghentikan penyebaran virus. Di antaranya, menutup sekolah, taman, hutan, hotel, dan melarang pertemuan di luar lebih dari dua orang, kecuali keluarga.

Sabtu (4/4) dilaporkan 3.503 kasus virus corona dan 73 kematian. Duda mengkritik Komisi Eropa (badan eksekutif Uni Eropa) karena kurangnya dukungan atas pandemi. "Sebagai negara, kami belum menerima bantuan keuangan tambahan dari Brussels (markas Komisi Eropa)," katanya.

"Anda tidak dapat melihat keterlibatan besar dari lembaga-lembaga Eropa. Saya harus mengatakan itu terlihat sangat buruk," tandasnya. (reuters/dwi/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X