Relakan Uang Jatah Kuota Internet untuk Donasi

- Minggu, 5 April 2020 | 12:36 WIB
Relawan teknologi industri UMI Makassar. Sebagian melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai tempat publik. Sebagian lain bekerja di lab, memproduksi disinfektan dan hand sanitizer untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Relawan teknologi industri UMI Makassar. Sebagian melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai tempat publik. Sebagian lain bekerja di lab, memproduksi disinfektan dan hand sanitizer untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Ada yang menyediakan tempat tinggal sementara untuk para tenaga medis. Ada pula yang membagikan sembako untuk mereka yang baru kehilangan pekerjaan. Mereka bahu-membahu lintas kampus, lintas sekolah, bahkan lintas negara.

 

A.D. PRASETYO-DEBORA S., Jakarta, Jawa Pos

 

KATA Bung Karno, ”Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Mari membawa ”dunia” itu ke dalam lingkup keseharian dan membacanya sebagai ”lingkungan sekitar”. Dengan segera, di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, kalimat terkenal dari presiden pertama Indonesia itu akan menemukan pijakannya.

Di berbagai penjuru tanah air, anak-anak muda, generasi Y dan Z yang kadang disindir sebagai ”generasi rebahan”, bergerak bersama. Lincah, kreatif, dan tak mengenal sekat. Lihat, misalnya, bagaimana para pelajar lintas kampus dan lintas sekolah di Jogjakarta bergerak menggalang dana untuk membeli alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis.

”Kami memilih membantu para tenaga medis karena APD (di RS, Red) sangat terbatas,” kata Erliza Cikal Arthalina, koordinator penggalangan donasi bertajuk #JogjaLawanCorona Ayo Urunan!.

Pelajar di sini, terang Erliza, merujuk kepada semua yang menikmati jasa pendidikan. Total, ada 17 orang yang ikut andil dalam tim penggalangan dana itu. ”Awalnya, kami menggalang dana di lingkungan Stucash (Student Care and Share),” tutur mahasiswa semester VI Universitas Gadjah Mada tersebut.

Bermula dari diskusi kecil bersama Liviani Noer Avivi, ketua komunitas mahasiswa @pedulicovid19, ide membantu para kru medis pun disambut positif oleh rekan-rekan Erliza di Stucash. Ajakan juga disampaikan kepada pengurus Forum Komunikasi Pengurus OSIS (FKPO) Jogjakarta. ”Kami sepakat untuk aksi ini diperbesar,” jelasnya.

Saat ini sudah ada delapan badan eksekutif mahasiswa yang sepakat dengan aksi penggalangan dana itu. Erliza dkk juga sudah menembusi FKPO Provinsi Jogjakarta dan FKPO kota/kabupaten.

Donatur bisa berdonasi dengan uang elektronik maupun tunai. Dana ditampung dalam rekening khusus. ”Kami menerima berapa pun. Bahkan, banyak yang donasi Rp 5 ribu, Rp 10 ribu. Itu uang sangu dari teman-teman,” ungkapnya.

Bahkan, ada seorang pelajar yang mengikhlaskan uang jatah kuota internet. ”Karena nggak punya e-money, terus janjian untuk ketemuan dan memberikan uang kuota internet untuk donasi,” ujar Erliza, lantas tersenyum.

Masih di Jogja, bentuk kepedulian terhadap tenaga medis juga disuarakan komunitas anak muda lintas negara dan lintas profesi. Melalui gerakan Wisma Tenaga Medis (WTM), komunitas itu menggalang donasi untuk pengadaan properti atau rumah tinggal sementara bagi mereka yang berjuang di garda depan penanganan Covid-19.

Menurut Okkie Pritha, media engagement WTM, gerakan kemanusiaan itu dimulai 1 April lalu. Dan sudah mengumpulkan donasi di atas Rp 10 juta hingga kemarin.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB

ORI Soroti Pembatasan Barang

Sabtu, 13 April 2024 | 14:15 WIB
X