SAMARINDA – Saat ini Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto sudah siap untuk penerbangan malam. Namun, kondisi yang tengah lesu membuat penerbangan malam di lapangan terbang di utara Samarinda itu belum dilirik maskapai. Disebut Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi, kalibrasi airfield lighting (AFL) telah dilakukan.
Kamis (2/4), pesawat kalibrasi telah mendarat di Bandara APT Pranoto. Kata Dodi, tim dari Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan kalibrasi menggunakan pesawat jenis King Air B 200 GT. Untuk pengecekan sistem Precision Approach Path Indicator (PAPI). Pesawat ini diawaki Pilot In Comand (PIC) Captain Novendra MS.
”Sistem Precision Approach Part Indicator yang bila disingkat (PAPI) ini salah satu alat navigasi untuk melakukan pendaratan pesawat,” kata Novendra.
Pesawat jenis King Air B.200 GT khusus Kemenhub mempunyai kelengkapan yang sangat komplet beserta dengan sistem komputer. PAPI berfungsi memberikan bantuan visual kepada pilot, dalam hal penyediaan informasi panduan saat melakukan pendaratan di bandara.
PAPI terdiri atas empat lampu dengan sudut yang berbeda. Mulai sudut terendah, sudut aman untuk mendarat, hingga sudut tertinggi. Alat ini terletak di samping landasan pacu, sekitar 300 meter di luar ambang pendaratan landasan pacu.
Dari hasil kalibrasi, tak ada rekomendasi dari PIC. Sebab, semua sudah baik dan lampu sudah menyala seluruhnya. Ada sedikit masukan, namun setelah dilakukan setting, semua sudah bisa dan klir. Karena itu, dengan kelarnya kalibrasi AFL, APT Pranoto sebenarnya sudah bisa melayani penerbangan malam.
”Sekarang juga sudah bisa kita notam-kan (notice to airmen). Masalahnya sekarang airline-nya ada yang mau terbang malam atau tidak?” kata Dodi.
Ditambahkannya, saat ini semua bergantung maskapai penerbangan masing-masing. Apakah mau mengadakan penerbangan malam atau tidak. Namun, tak dimungkiri, saat ini penerbangan tengah lesu seiring dampak Covid-19.
Beberapa waktu belakangan pun, penumpang bandara ini telah menurun hingga 80 persen. Beberapa maskapai melakukan perampingan rute penerbangan dan membatalkannya. Semua masih menunggu dan berharap Covid-19 cepat mereda dan aktivitas bisa kembali seperti biasa.
Sementara itu, terkait instrumen sistem pendaratan atau instrument landing system (ILS), bandara ini masih menunggu. ”Insyaallah pengadaannya oleh Airnav tahun ini juga. Kalau tidak ada perubahan, ya. Mohon doanya,” sambung Dodi.
Mantan kepala Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, ini menambahkan, pihaknya juga mesti bersabar. Pasalnya, yang mengajukan terkait ILS ini tidak hanya Samarinda. Tetapi juga bandara lain se-Indonesia yang belum dipasang alat navigasinya.
Meski begitu, lanjut Dodi, saat ini pihaknya belum bisa menambah frekuensi penerbangan. Sebab, runway APT Pranoto masih diopname. Namun, bila ada maskapai yang hendak menggeser jadwal terbangnya menjadi malam hari, bisa dilakukan.
Terkait opname, hal ini berkenaan dengan kondisi runway di APT Pranoto yang konstruksinya perlu perbaikan. Pasalnya, runway ini dibangun di areal lahan gambut.
Sebelumnya, Pemprov Kaltim juga mengajukan perpanjangan runway di Bandara APT Pranoto. Sebab, berkaitan dengan keberadaan ibu kota negara (IKN) di Kaltim. Untuk diketahui, saat ini panjang runway APT Pranoto 2.250 meter. Rencananya, diperpanjang menjadi sekitar 2.700–3.000 meter.