BRUGGE – Jupiler Pro League atau kompetisi elite Belgia menjadi kompetisi sepak bola di Eropa yang paling awal mengumumkan juara musim 2019-2020 ini. Club Brugge dimahkotai juara dengan 11 pekan tersisa, satu pekan di periode reguler dan sepuluh pekan di playoff.
Pada pemungutan suara diantara Dewan Direktur Jupiler Pro League soal penghentian atau berlanjutnya aktivitas liga disepakati secara bulat kalau liga dihentikan. Dan Club Brugge dinyatakan juara dengan keunggulan 15 poin atas runnerup KAA Gent (70-55).
“Hasil pemungutan suara Dewan Direktur Jupiler Pro League akan diserahkan dan direkomendasikan dalam General Assembly pada 15 April mendatang. Selain penentuan juara promosi dan degradasi untuk musim 2019-2020 juga dibahas,” tulis Jupiler Pro League dalam situs resminya kemarin (3/4).
Dalam situasi yang karena pandemi Covid-19 yang semakin hari memakan banyak korban, Dewan Direktur Jupiler Pro League mendengarkan rekomendasi ahli virologi Marc van Ranst yang juga anggota Komite Dokter Covid-19.
“Meski secara teori pertandingan dalam kondisi stadion tertutup bisa dilangsungan, namun hal ini menambah tekanan penyelenggara. Dan yang paling utama tentu keselamatan juga kesehatan semua orang yang terlibat disana,” tulis Jupiler Pro Legue.
Dewan Direkur Jupiler Pro League juga tak berminat menunda atau memolorkan kompetisi hingga durasi tertentu. Meski UEFA mengharapkan agar kompetisi domestik diselesaikan.
Dalam pertemuan dengan ke-55 anggotanya pada Rabu (1/4) lalu UEFA berketetapan untuk memundurkan tenggat akhir penyelesaian kompetisi domestik musim 2019-2020 antara Juli atau Agustus.
“Dewan Direktur tak terpikir dan tak tertarik untuk melanjutkan kompetisi bajkan setelah 30 Juni. Dewan Direktur menyepakati klasemen sebelum kompetisi berakhir sebagai klasemen akhir musim 2019-2020 ini,” tegas Jupiler Pro League dalam situs resminy.
Daily Mail menulis ‘pemberontakan’ oleh Jupiler Pro League kepada UEFA ini akan memicu munculnya putusan serupa. Yakni memutuskan musim 2019-2020 berakhir dan pemuncak klasemen sementara dinyatakan sebagai juara.
“Jelas ini menjadi langkah strategis dari Dewan Direktur kompetisi mengingat pemutusan kompetisi ini akan memilik banyak dampak. Mulai pemain fokus dalam menjaga kesehatan, kontrak pemain yang usai musim panas ini tak butuh klausul baru, sampai tidak memberikan harapan kepada fans untuk bisa menyaksikan kompetisi lanjutan musim ini,’ tulis Daily Mail.
ESPN menulis opsi mengakhiri musim 2019-2020 merupakan opsi terakhir yang akan diambil UEFA. Dalam surat UEFA yang didapatkan secara eksklusif oleh Reuters kondisi pandemi Covid-19 bisa jadi alasan force majeur menghentikan kompetisi seantero Eropa.
Pengumuman siapa yang jadi juara musim ini berdasarkan klasemen terakhir sebelum kompetisi terhenti karena pandemi Covid-19 juga akan menjadi patokan klub-klub yang akan tampil di kompetisi Liga Champions dan Liga Europa 2020-2021 mendatang.
Nah, sayangnya untuk kelanjutan Liga Champions dan Liga Europa yang baru mencapai 16 besar ini belum diketahui. Dalam pertemuan terakhir UEFA Rabu (1/4) Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan Liga Champions dan Liga Europa akan dituntaskannya. Termasuk dengan format mini turnamen di satu kota untuk babak semifinal. (dra)
