Antisipasi Pembatasan, Pelaku Logistik Sesuaikan Pola Pengiriman

- Sabtu, 4 April 2020 | 12:18 WIB

JAKARTA- Berkaitan dengan langkah preventif menekan penyebaran virus Korona, sejumlah wilayah melakukan pengetatan akses keluar masuk orang dan transportasi. Hal itu disebut berdampak pada aktivitas pengiriman barang, sehingga membuat pelaku usaha logistik melakukan sejumlah penyesuaian agar situasi tetap kondusif dan bisnis tetap berjalan.

Koordinator Wilayah IV Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Ardito Soepomo memaparkan bahwa pengiriman antar provinsi via jalur darat banyak yang mengalami keterlambatan. Hal itu lantaran kendaraan yang akan masuk provinsi lain banyak yang diperiksa terlebih dahulu oleh aparat keamanan. “Mobil dari Jateng yang mau masuk ke Jatim itu diperiksa dulu sama polisi. Seperti juga kendaraan yang plat L pasti didahulukan untuk masuk ke Surabaya disbanding kendaraan non plat L,” ujar Ardito.

Kendaraan pengangkut via jalur darat yang diprioritaskan adalah kendaraan yang mengirimkan bahan makanan, makanan jadi, kebutuhan logistic, alat pelindung diri (APD) dan obat-obatan. Sementara untuk kendaraan yang mengangkut barang-barang lainnya dibatasi untuk masuk.

Begitu pun pengiriman via jalur udara, terjadi pengurangan kargo karena jadwal penerbangan pesawat berkurang sejak adanya pandemic Covid-19. Namun untuk pengiriman via jalur laut, belum ada kendala yang berarti. “Selama pelabuhannya tidak tutup, masih lancer pengirimannya,” lanjut Ardito.

Untuk pengiriman dalam kota, juga tidak ada kendala yang berarti. Hanya saja, pengiriman dalam kota menurun karena perkantoran banyak yang tidak beroperasi normal. Hal itu membuat pengiriman dokumen lebih banyak dilakukan secara online, mengingat banyak perusahaan dan instansi pemerintah sudah menerapkan system kerja dari rumah atau work from home (WFH). Pengiriman dalam kota juga menurun karena banyak hotel yang membatasi operasionalnya. Pengiriman barang laundry, bahan makanan, sabun hotel dan lain-lain, ikut menurun.

Keadaan tersebut membuat pelaku usaha perlu melakukan penyesuaian pada pola pengiriman. Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) M. Feriadi mengatakan bahwa pihaknya lebih concern untuk memilah moda transportasi untuk melakukan pengiriman barang. ”Misalnya bandara atau pelabuhan untuk ke kota tujuan ditutup sesuai kebijakan pemerintah setempat, sementara jalur darat masih bisa, maka JNE akan memaksimalkan pengantaran via jalur darat,” ujar Feriadi, pada Jawa Pos, kemarin (3/4).

Feriadi juga mengatakan bahwa ada pula kebijakan penutupan wilayah yang hanya diberlakukan pada jam-jam tertentu sehingga JNE akan memaksimalkan pengantaran pada jam-jam yang diijinkan oleh pemerintah setempat. Pihaknya juga melengkapi petugas kurir dengan peralatan kesehatan yang lengkap sehingga pengiriman tetap terjamin keamanannya. ”Selain itu kami juga sampaikan pada customer untuk memastikan alamat yang dituju dapat menerima jika kiriman paket tiba,” bebernya.

Penyesuaian juga dilakukan oleh pemain e-commerce yang selama ini menjadi salah satu kontributor utama volume logistik. Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menjelaskan bahwa pihaknya terus bekerja sama dengan mitra logistik untuk memastikan masyarakat dapat mengirim atau menerima produk sesuai pesanan. ”Walau akan ada perubahan operasional layanan pengiriman untuk beberapa daerah yang menerapkan pembatasan wilayah,” ujar Nuraini.

Dalam keterangannya, Tokopedia memaparkan bahwa ada beberapa skenario yang mungkin terjadi jika layanan pengiriman terkendala pembatasan wilayah. Di antaranya adalah sistem akan mengenali lokasi tujuan pengantaran order, jika ternyata alamat menuju wilayah yang dibatasi maka secara otomatis pembelian akan dibatalkan dan uang pembeli dikembalikan 100 persen. (agf/rin)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X